Bappenas sendiri sangat berkomitmen dalam target pengelolaan laut dan pesisir yang dituangkan dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024.
Antaranya menarget luas kawasan konservasi hingga 26,9 juta hektar; Penyelesaian Penataan Ruang Laut dan Zonasi Pesisir Sebanyak 102 Rencana Zonasi.
“Dalam pelaksanaanya kita memerlukan sinerginitas antar pusat dan daerah, lintas sektor dan tentu saja pendanaan. COREMAP-CTI telah memberikan contoh bagaimana
koloborasi antar sektor ini dilakukan. Meski tidak mudah, tapi ketika semua dalam satu komitmen dan tujuan, semuanya bisa berjalan untuk mencapai tujuan utama untuk
meningkatkan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi” tambah Direktur Kelautan dan Perikanan Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Dr.Ir. Sri Yanti JS. MPM.
Ibu Sri Yanti juga menambahkan, peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan ini diimplementasikan melalui tiga pendekatan yaitu pemanfaatan sumber daya kawasan secara berkelanjutan, perlindungan jenis terancam punah, implementasi RZWP3K dan dukungan kepada Pokmaswas dan pemberian akses pengelolaan sumber daya perikanah oleh masyarakat.
Sementara itu Executive Direktur ICCTF Dr, Tonny Wagey, menyatakan rasa apresiasinya terhadap para mitra yang selama ini menjadi pelaksana program COREMAP-CTI.
Seperti Yappeka, Yayasan Reef Check Indonesia, PILI, PKSPL IPB , Terangi, yang telah menunjukkan kesungguhan kerjanya di lapangan.
“Di Yensawai, Raja Ampat, Papua Barat, dan juga di Sumba Timur, NTT, misalnya, kami melihat rehabilitasi kawasan bisa dilakukan oleh masyarakat setempat. Bahkan laki-laki,
perempuan, dewasa, remaja dan kaum muda bergerak bersama untuk keselamatan dan kelestarian pulau mereka. Kami juga melihat perubahan perilaku masyarakat yang semula jadi pengebom laut kini menjadi pembela keselamatan laut seperti yang ditunjukkan warga Mutus,
Raja Ampat, Papua Barat," lanjutnya.
"Bukan itu saja, di Nusa Manuk, NTT, program kami juga menyentuh penyediaan listrik tenaga surya yang membuat masyarakat setempat akhirnya bisa menikmati listrik setelah lebih dari 20 tahun hidup tanpa listrik, dan dapat memberikan nilai tambah untuk hasil sumber daya perikanan yang mereka hasilkan. Mustahil berbicara kelestarian ekosistem pesisir dan laut kita jika masyarakat setempat tidak sejahtera. Mereka semua, termasuk mitra
kami, telah menunjukkan pekerjaan yang dilakukan dengan sepenuh hati,” jelas Tonny.
Tonny juga menambahkan, kegiatan COREMAP-CTI merupakan intervensi terbesar pemerintah Indonesia dalam bidang pengelolaan ekosistem pesisir untuk mendorong
peningkatan efektifitas pengelolaan kawasan konservasi agar dapat dikelola secara optimum dan berkelanjutan.***