Raja Ampat Terpilih Dalam Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang- Segitiga Inisiatif Bank Dunia

- 12 Mei 2022, 14:00 WIB
Kepulauan Indah Raja Ampat, Surga Kecil di Tanah Papua.
Kepulauan Indah Raja Ampat, Surga Kecil di Tanah Papua. /Facebook The Most Beautiful Places In The World./

PORTAL PAPUA - Model inovasi pembangunan melalui COREMAP-CTI Perlu Diperkuat Dengan
Komitmen dan Dukungan Koloborasi Semua Pihak Untuk Keberlanjutannya
Jakarta, 11 Mei 2022.

 Program COREMAP-CTI WB (Coral Reef Rehabilitatoon
and Management Program- Coral Triangle Initiative World Bank/ Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang- Segitiga Terumbu Karang Inisiatif Bank Dunia) yang berakhir pada Mei 2022 ini.

Diharapkan dapat menjadi model bagi pengelolaan ekosistem pesisir prioritas di wilayah lainnya yang ada di Indonesia. Contoh baik ini hanya bisa berlanjut jika
diperkuat dengan komitmen dan dukungan koloborasi
pemerintah pusat dan daerah, swasta, CSO, akademisi, dan juga masyarakat setempat.


Apalagi program ini juga telah dirancang dengan memadukan science base
d policy (kebijakan berdasarkan ilmu pengetahuan) dan juga community based implementation (pelaksanaan berbasis masyarakat).

Dengan demikian, peraturan yang dibuat juga tepat dengan
yang dibutuhkan masyarakat serta kondisi lingkungannya. Demikian dijelaskan oleh Deputi Bidang Kemaritiman dan Sumber Daya Alam Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas, Dr. Ir. Arifin Rudyanto, MSc, dalam Pers Release yang dikeluarkan pada
acara: Penutupan Proyek dan Diseminasi Capaian COREMAP-CTI WB Hibah Global Enviroment Facility (GEF), di Jakarta, Rabu, 11 Mei 2022.


Melalui ICCTF (Indonesia Climate Change Trust Fund) dan para mitranya, program COREMAP-CTI ini telah diterapkan di dua
Provinsi yang terpilih dan masuk dalam bagian
penting Segitiga Terumbu Karang Dunia, yaitu di Raja Ampat, Papua Barat, dan Laut Sawu, di NTT (Nusa Tenggara Timur), dengan hibah dari Bank Dunia melalui GEF sebesar US$ 6,2 juta.

Meskipun periode yang cukup singkat yaitu 2019-2022, namun telah memberikan dampak bagi rehabilitasi lingkungan setempat. Lebih penting dari itu, program ini juga telah memperkuat pemberdayaan masyarakat, bukan saja memberikan alternatif ekonomi, tetapi juga kesadaran arti penting wilayah tempat mereka tinggal.


“Kami ingin contoh-contoh baik pengelolaan ekosistem pesisir prioritas yang telah dicapai dalam COREMAP-CTI terus berlanjut meski programnya telah berakhir. Hal ini hanya bisa terjadi jika ada kesungguhan komitmen dari stakeholders setempat," katanya.

"Jangan sampai masyarakat dibiarkan berjuang sendirian. Jika perlu program ini direplikasi, diperkuat dalam aturan dan anggaran, bahkan masyarakat juga terus di dukung upaya dan semangatnya dalam melestarikan dan menjaga keutuhan alam di wilayahnya,” jelas Rudyanto.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x