DPR Papua Seriusi Sikapi Aspirasi Penolakan Pemekaran DOB

- 22 Maret 2022, 12:55 WIB
Peta Papua. Foto
Peta Papua. Foto /dok/ilustrasi

PORTAL PAPUA - Aspirasi Penolakan Pembentukan Daerah Otonom Baru (DOB) di Provinsi Papua dan Papua Barat yang tengah di dorong oleh Pemerintah dan DPR RI melalui pembahasan RUU Pemekaran Papua dan Papua Barat menjadi beberapa Provinsi diantaranya Provinsi Papua Selatan, Provinsi Pegunungan Tengah Papua, Provinsi Papua Tengah, Provinsi Papua Tabi Saireri dan Papua Barat Daya.

 

Aspirasi penolakan terus dilakukan oleh elemen mahasiswa dan rakyat Papua dan Papua Barat. Bahkan aksi Penolakan Pembentukan DOB di Provinsi Papua telah memakan korban jiwa dimana dalam aksi Penolakan Pembentukan DOB di Kabupaten Yahukimo pada Selasa 15 Maret 2022 yang berakhir ricuh dua orang dikabarkan tewas yakni Yakob Dell (30 Tahun) dan Esron Wipea (22) tahun. Sementara korban luka – luka diantaranya  Itos Hitlay dan Luki Kobak mengalami luka tembak pada bagian kaki. Sedangkan korban dari pihak kepolisian adalah Briptu Muhammad Aldi yang terluka pada bagian kepala.

Baca Juga: Masyarakat dan Pemuda TABI Tetap Konsisten Dukung Pemekaran DOB

Pasca kejadian aksi demo penolakan DOB di Kabupaten Yahukimo yang berakhir ricuh dan menelan korban jiwa tersebut, Komisi I DPRP pada Jumat, 18 Maret 2022. kembali perwakilan Koalisi Mahasiswa asal Yahukimo se – Indonesia yang dikoordinir oleh Ketua Mahasiswa Yahukimo se-Kota Jayapura. Dihadapan Anggota Komisi I DPRP masing – masing Laurenzus Kadepa dan Elvis Tabuni, Ketua Mahasiswa Yahukimo se Jayapura, Yanis Sol membacakan pernyataan sikap yang meminta; segera mencabut kembali Memorandum of Understanding (MoU) antara Bupati dan Kapolres Yahukimo.

“Kami mahasiswa – mahasiswi Yahukimo mendesak agar segera copot Kapolres Yahukimo dan adili pelaku penembakan massa aksi yang mengakibatkan dua orang meninggal dunia dan 8 orang lainnya masih dalam keadaan kritis di Rumah Sakit Dekai,” kata Yanis Sol.

Selain itu, Mahasiswa Yahukimo dalam pernyataannya juga mendesak Polda Papua untuk segera menarik kembali pendropan militer di Yahukimo, Menolak Operasi Cartenz dan dan mendeklarasikan 15 Maret 2022 sebagai Hari Yahukimo Berdarah,“Kami mahasiswa Yahukimo dengan tegas mendesak kepada Polres Yahukimo untuk tidak memburu penanggung jawab, korlap aksi serta masyarakat sewenang-wenang dan hentikan penangkapan dan penembakan liar di daerah Yahukimo,” tandasnyahukimo se- Indoneisia.

Dikatakan Sol bahwa pembentukan Daerah Otonomi Baru (DOB) di Papua merupakan upaya untuk memperluas dan memperpanjang kejahatan Negara terhadap rakyat Papua di seluruh pelosok tanah dan bangsa Papua.

“Rakyat dan solidaritas Yahukimo yang sudah sadar mengelar aksi demo damai pada 15 Maret 2022 yang adalah bentuk protes terhadap segelintir orang yaitu elit – elit politik yang dipasang oleh pusat Negara, yang sewenang – wenang ingin melanjutkan Daerah Otonomi Baru (DOB), sehingga warga masyarakat Yahukimo menyatakan sikap untuk menolak,” ujarnya.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: Humas DPR Papua


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x