Antusias Lestarikan Tradisi Papua, Tiga Kampung di Merauke Ikut Latihan Pembuatan Noken

- 14 Maret 2022, 19:42 WIB
Antusias Lestarikan Tradisi Papua. Tiga Kampung Ikuti Menoken dan Melatih di Acara Pelatihan Pertanian Terpadu di Merauke, Seni 14 Maret 2022.
Antusias Lestarikan Tradisi Papua. Tiga Kampung Ikuti Menoken dan Melatih di Acara Pelatihan Pertanian Terpadu di Merauke, Seni 14 Maret 2022. /

PORTAL PAPUA - Antusias Lestarikan Tradisi Papua. Tiga Kampung Ikuti Menoken dan Melatih di Acara Pelatihan Pertanian Terpadu di Merauke, Seni 14 Maret 2022.

 Bagi masyarakat lokal Papua, istilah 'Menoken' sudah tidak asing lagi. Menoken sendiri merupakan filosofi yang diambil dari Noken, tas tradisional khas Papua yang terbuat dari serat kayu atau bahan-bahan alam lainnya yang biasanya dipakai untuk membawa hasil pertanian dan barang dagangan. Salah satu bentuk dari Kegiatan Menoken adalah  berkumpul bersama untuk saling bagi cerita dan pengetahuan dengan suasana yang bersahabat dan hangat.

Mengambil dari filosofi yang sangat indah tersebut, Yayasan Kitong Bisa bersama The Samdhana Institute mengadakan kegiatan Menoken dan Melatih: Pelatihan Pertanian Terpadu, sebagai bagian dari Permata Project yang sedang dilakukan oleh dua yayasan tersebut. Proyek ini sendiri tengah berjalan di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Merauke Provinsi Papua.

Merauke ialah salah satu dari Kabupaten yang memiliki wilayah terluas di provinsi Papua. Bahkan, Presiden Republik Indonesia Joko Widodo mempunyai mimpi ingin menjadikan Kabupaten Merauke, Papua sebagai lumbung pangan nasional. Sebanyak kurang lebih 4.6 juta hektare lahan di Merauke berpotensi untuk dibuka sebagai hortikultura, perkebunan dan tanaman pangan hutan. Melihat hal tersebut, The Samdhana Institute bekerja sama dengan Yayasan Kitong Bisa, menyasar kabupaten paling timur Indonesia ini dalam Project Permata.

Adapun tujuan dari pelatihan ini adalah untuk meningkatkan keterampulan dalam menunjang hasil produksi dari para peserta. Baik untuk keterampilan teknis (hard skill) maupun keterampilan non teknis (soft skill).

Sejak hari Selasa 8 Maret hingga hari Minggu 13 Maret, tim dari Yayasan Kitong Bisa turun langsung ke Kampung Onggaya, Sanggase dan Sota di Kabupaten Merauke, Provinsi Papua untuk menyelenggarakan kegiatan Menoken dan Melatih kepada 10 kelompok usaha lokal di sektor pertanian dan perkebunan dengan fokus pada pemperdayaan produk setempat yaitu Kopra (Daging Buah Kelapa), Daun Kelor dan Vanili.

70 orang peserta telah mengikuti kegiatan ini dengan antusias. Pasalnya, dalam kegiatan yang dilakukan dengan rasa kekeluargaan ini, turut menghadirkan pemateri profesional khususnya di bidang pertanian dan perkebunan. Aktivis Lingkungan Ambrosisus Ruwindrijarto, Petani, Peniliti Vanili Bapak Dr. Agus Mulyana, Dosen Politeknik Pertanian Yasanto Bapak Yohanis Ary Yanto, S. TP, Kabid. Perkebunan Dinas Tanaman Pangan, Holtikultura & Perkebunan Kabutapen Merauke Ibu Nuraini, SP langsung datang ke tiap lokasi untuk menyampaikan materi kepada para peserta.

Tidak hanya berbagi materi, tetapi para narasumber juga mengajak para peserta untuk mempraktikan pembuatan produk-produk dengan memanfaatkan komuditas unggulan di daerah mereka. Dalam kegiatan ini, ada beberapa produk yang telah dibuat bersama. Yaitu; Cofiber, Cocopeat, Breket arang tempurung, Pupuk Menoken Mengantropi, Teh & Tepung Kelor dan Produk Berbahan Dasar Vanili (Sirup, Sagu dan Bubur Ubi).

"Terima kasih kepada penyelenggara acara ini, yaitu Kitong Bisa dan Samdhana. Kami sangat senang bisa ikut dalam pelatihan. Semua yang disampaikan dapat kami mengerti. Sesuai dengan prinsip menoken sendiri, acara ini berjalan dengan penuh keakraban antara satu dengan yang lain. Membuat berbeda dengan pelatihan-pelatihan lain."

Begitulah ungkapan Mama Naomi Dinar salah satu peserta dari kelompok usaha Temba Depuk Kampung Onggaya yang mengikuti kegiatan ini. Ia senang dengan suasana keakraban yang ditunjukan dalam acara ini.

Johan Andres Serhalawan selaku Project Manager Permata Project yang juga merupakan pemuda kelahiran Merauke menyampaikan dengan adanya Menoken dan Menulis ini dapat membuat komoditas unggulan di wilayah masing-masing daerah dapat diolah menjadi produk bermanfaat.

"Waktu saya kecil, Distrik Okaba (Kampung Sanggase), sudah terkenal dengan Kopra nya. Banyak orang-orang sukses dari sana yang dulunya senang bermain Kopra. Sangat disayangkan, jika hanya memanfaatkan isi dari buah kelapa saja. Padahal kulit kelapa pun dapat diolah menjadi produk-produk bermanfaat lain seperti Cocofiber dan Cocopeat. Saya berterima kasih kepada para pemateri yang hadir. Materi tersampaikan dengan jelas kepada para peserta dan suasana kekeluargaan dapat tercipta selama sesi berlangsung. Tentu saja, saya optimis dari kegiatan Menoken dan Menulis ini akan sangat berguna bagi para peserta dan juga masyarakat di sini," Jelas pria yang akrab disapa Andre tersebut.

Untuk diketahui, Project Permata merupakan sustainable livelihood enhancement atau peningkatan  penghidupan  berkelanjutan  bagi masyarakat lokal dengan  tetap  mempertahankan lingkungan  dan  kearifan  lokal  yang dimiliki  oleh  mereka.

Program pendampingan dan pemberdayaan  berbasis kelompok  usaha menjadi  titik  sentral  dari  project  Permata yang diberikan kepada para kelompok usaha yang berada di Kabuten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat dan Kabupaten Merauke Provinsi Merauke, mulai dari awal hingga akhir Maret ini. ***

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x