Tokoh Masyarakat Papua Sebut Tak Usah Bicara Merdeka Lagi

- 1 Mei 2021, 19:48 WIB
TNI AL, MPR dan DPR RI kibarkan bendera merah putih setengah, untuk menghormati 53 awak kapal KRI Nanggala 402 yang gugur di perairan utara pulau Bali.
TNI AL, MPR dan DPR RI kibarkan bendera merah putih setengah, untuk menghormati 53 awak kapal KRI Nanggala 402 yang gugur di perairan utara pulau Bali. /Pixabay/mufidpwt/

PORTAL PAPUA- Dukungan agar Papua tak perlu lagi menjadi sebuah negara merdeka datang dari tokoh masyarakat Ilaga, Kabupaten Puncak, Provinsi Papua. Seorang tokoh masyarakat yang sangat dihormati masyarakat Ilaga, Usai Alom, menegaskan orang Papua sudah merdeka sebagaimana saudara-saudaranya dari berbagai wilayah Indonesia lainnya.

Baca Juga: Bandar Udara Domine I. S Kijne, Kabupaten Teluk Wondama Siap Dibangun

"Indonesia sudah merdeka selama 75 tahun, jadi tidak usah lagi bicara mau merdeka-merdeka. Mari kita bangun daerah Papua supaya lebih maju, lebih aman, sehingga semua orang bisa bebas mencari nafkah ekonomi, anak-anak bisa sekolah," kata Usai Alom, Sabtu, (1/5).

Ia juga menegaskan saat ini perlu ada jaminan keamanan bagi warga masyarakat Kabupaten Puncak dari TNI-Polri
agar warga masyarakat bisa melakukan aktivitas dengan bebas tanpa rasa takut.

Baca Juga: KOMPAK Indonesia Desak Pimpinan KPK Periksa dan Tetapkan Azis Syamsudin Tersangka

Tanpa ada aparat TNI dan Polri, katanya, oknum-oknum tertentu bisa seenaknya menenteng senjata api untuk menakut-nakuti warga, melakukan teror bahkan tindak kekerasan kepada warga.

"Kami tidak mau itu terjadi lagi. Ini negara sudah merdeka. Pemerintah datang untuk membangun supaya masyarakat bisa sejahtera," ujarnya.

Daerah Ilaga dan Kabupaten Puncak pada umumnya, demikian Usai Alom, merupakan daerah keramat dimana tidak boleh siapa pun melakukan perbuatan semena-mena kepada orang lain maupun alam di sekitarnya.

Baca Juga: Ini Judul Lagu Baru Coldplay beserta Tanggal Rilisnya 

"Dari dulu sampai sekarang nenek moyang kami menganggap daerah Ilaga ini sebagai daerah keramat. Misionaris dari Amerika sudah membawa Injil ke daerah ini. Siapa pun yang tinggal dan datang bertugas di Ilaga, jangan main-main, tapi harus melihat semua orang sebagai saudara," ujarnya.
Kaum laki-laki Ilaga, Kabupaten Puncak memikul batang kayu untuk persiapan acara 'bakar batu'.

Usai Alom berharap generasi muda Ilaga dan Kabupaten Puncak pada umumnya harus giat bersekolah, untuk meraih masa depan yang lebih menjanjikan.

Baca Juga: ITZY Merilis Album Baru “GUESS WHO”

Terbentuknya Kabupaten Puncak yang merupakan pemekaran dari Kabupaten Puncak Jaya sejak 2008, katanya, menjadi jembatan emas bagi seluruh rakyat di wilayah itu untuk bisa maju dan berkembang.

Sejak Jumat (30/4) hingga Senin (3/5), warga Kabupaten Puncak menggelar ritual adat 'bakar batu' sebagai wujud proses perdamaian antara dua kelompok yang sempat bertikai pada 12 tahun silam yaitu kelompok Elvis Tabuni dan kelompok Simon Alom yang bermula dari sengketa Pilkada.

Baca Juga: 15 Mahasiswa Papua Ditangkap dalam Demo Hari Buruh di Jakarta

"Secara administrasi pemerintahan persoalan itu sudah selesai. Tapi secara adat harus ada proses perdamaian melalui acara adat bakar batu. Ada 20 kelompok yang terlibat dalam acara ini," ucap-nya menjelaskan.

Menurut Usai Alom, secara umum situasi keamanan di wilayah Ilaga dan Kabupaten Puncak pada umumnya kini sudah semakin kondusif.

"Pemerintah daerah, aparat keamanan dan pihak gereja selalu ada untuk melindungi kami masyarakat. Tidak benar ada pengungsian masyarakat dari Ilaga," ujar Usai Alom.

Editor: Atakey

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah