PORTAL PAPUA - Seorang tukang ojek dikabarkan tewas terbunuh setelah dikeroyok dan dibacok dengan senjata tajam oleh sekelompok orang yang diduga merupakan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Kabupaten Puncak Jaya, Papua.
Peristiwa pengeroyokan itu dilakukan oleh enam orang pelaku terhadap korban yang bernama Rusman, di Jalan Pinggir Kamoung Ilambet, Distrik Ilaga, Kabupaten Puncak, Papua, pada Selasa 9 Januari 2021 sore.
Berdasarkan hasil penyelidikan di lapangan, diduga bahwa pelaku pengeroyokan dan pembunuhan itu adalah KKB.
Baca Juga: Semakin Ribet, Stefan William Kedapatan Unfollow Celine Evangelista di Instagram
Kapolres Puncak, Ajun Komisaris Besar Dicky Saragih saat dikonfirmasi pada Selasa malam membenarkan insiden penganiayaan yang menimpa seorang tukang ojek di Jalan Pinggir.
Ia mengatakan, korban diserang saat melintasi wilayah tersebut sekitar pukul 18.00 WIT.
Saat pengeroyokan tersebut, korban Rusman rupanya kena bacok senjata tajam di bagian bahu dan punggung bagian kiri.
Baca Juga: Daftar Calon Penerima Piala Oscar 2021, Ada 15 Film Dokumenter Masuk Nominasi
Kondisi luka yang begitu parah membuat korban tidak bisa tertolong dan tewas pada saat pengeroyokan tersebut terjadi.
Untuk memantau kondisi korban di TKP, pihak keamanan sempat menggunakan kamera drone.
Namun, para pelaku tersebut langsung melepaskan tembakan ke arah kamera drone hingga mengakibatkan kamera tersebut jatuh.
Baca Juga: Cek Cara Daftar KIP Kuliah di kemdikbud.go.id, Bisa Kuliah Tanpa Beban Biaya Hidup
"Kami telah mengevakuasi jenazah Rusman dari lokasi kejadian dan dibawa ke Puskesmas Ilaga. Kini jenazah korban telah berada di rumah kerabatnya," kata Dicky.
Dicky menuturkan, pihak kerabatnya berencana membawa jenazah korban ke kampung halamannya di Makassar, Sulawesi Selatan, pada Rabu 10 Februari 2021 ini.
Sebelumnya, Dicky mengaku bahwa pihaknya sudah berulang kali mengingatkan para tukang ojek agar tidak bekerja di luar Distrik Ilaga, Ibu Kota Puncak, di atas pukul 19.00 WIT.
Baca Juga: Terkonfirmasi Positif Covid-19, Ali Mochtar Ngabalin: Tuhan Maha Dahsyat!
Larangan ini berulangkali ditegaskan pihak keamanan lantaran kondisi Puncak saat ini sangat rawan dengan teror dan tindakan brutal oleh kelompok KKB.
Sampai saat ini, total sudah dua kali kejadian penyerangan terhadap tukang ojek dalam dua tahun terakhir di Puncak.
Pertama, pada 26 September 2019, sebanyak dua tukang ojek sepeda motor yakni La Ode Alwi dan Midung tewas ditembak KKB di Jembatan Muara, Kampung Amnunggi. Keduanya dihadang saat melintas di daerah tersebut.
"Kami masih menyelidiki KKB yang terlibat dalam aksi ini. Sebab banyak kelompok di sini seperti Lekagak Telengen dan Militer Murib, " tuturnya.
Sebelumnya, Bupati Puncak Willem Wandik berharap situasi di Puncak segera kondusif dan kejadian penembakan terhadap warga sipil tak terjadi lagi pada masa mendatang.
”Saya sangat sedih karena kasus penembakan warga sipil terus terjadi di wilayah ini. Apabila ini terus terjadi, aktivitas warga akan terganggu,” tutur Willem.
Kepala Perwakilan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia Wilayah Papua Frits Ramandey mengatakan, dibutuhkan upaya pemulihan keamanan untuk menghentikan aksi kekerasan yang terus terjadi di Papua saat ini.
Frits berpendapat, penyerangan terhadap warga sipil bukanlah sikap yang menunjukkan perjuangan gerakan referendum Papua. Aksi KKB dapat dikategorikan oleh publik internasional sebagai tindakan kriminal.
”Kami berharap ada pendekatan keamanan, tetapi bukan dengan cara operasi militer, melainkan penegakan hukum yang terukur untuk menghentikan aksi kekerasan ini,” ujarnya.
Sampai saat ini, situasi di Kabupaten Puncak belum kondusif sebab aksi-aksi brutal dari KKB masih terus terjadi.
Hal ini mengakibatkan sudah cukup banyak masyarakat sipil yang jadi korban keganasan KKB.***
Reporter: Elvis Romario