1000 Days Fund Dirikan Stunting Center of Excellence di NTT untuk Tekan Prevalensi Stunting

- 28 Desember 2020, 12:14 WIB
ILUSTRASI. Stunting pada anak.
ILUSTRASI. Stunting pada anak. /Dok. Pikiran Rakyat

 

PORTAL PAPUA – Stunting merupakan salah satu persoalan yang urgen di Nusa Tenggara Timur (NTT).  Tercatat, angka stunting di NTT merupakan yang tertinggi di Indonesia, mencapai hingga 43 persen.

Untuk mengatasi kondisi itu, 1000 Days Fund mendirikan Stunting Center of Excellence yang berpusat di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat, Provinsi NTT.

Stunting Center of Excellence ini didirikan berkat kerja sama dengan Roche Indonesia dan diresmikan pada 23 November 2020. Turut hadir dalam acara peresmian itu secara virtual di antaranya eks Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto.

Baca Juga: Jelang PON XX Papua Oktober 2021, Empat Venue PON Temporary Dibangun di Januari 2021

Menurut Head of Access, Policy and Government Affair Roche Indonesia, Lucia Erniwati, Stunting Center of Excellence tersebut didirikan dengan tujuan untuk mencapai sasaran penurunan prevalensi anak kerdil atau stunting.

“Mengapa di Nusa Tenggara Timur? Mengapa di Labuan Bajo? Karena angka stunting di Nusa Tenggara Timur merupakan yang tertinggi di Indonesia, yaitu hampir 43 persen,” kata Erniwati, dikutip dari ANTARA.

Lucia mengatakan, sebagai perusahaan farmasi yang berbasis di Swiss dan hampir 50 tahun beroperasi di Indonesia, Roche merasa sebagai bagian dari komunitas ekosistem kesehatan Indonesia.

Baca Juga: KPU Papua Musnahkan Ribuan Surat Suara Rusak, Pilkada Boven Digoel Tetap Berlangsung

“Stunting merupakan salah satu isu prioritas pemerintah Indonesia yang perlu diselesaikan secara bersama-sama. Perlu upaya kerja sama dan kolaborasi multisektor, termasuk dari sektor swasta,” ujarnya.

Sehubungan dengan itu, Lead Strategist 1000 Days Fund, Zack Petersen, mengungkapkan banyak ibu hamil di NTT tidak memeriksakan kandungannya ke Puskesmas, sehingga tidak mengetahui kondisi kesehatan janinnya, yang kemudian berpeluang bagi munculnya stunting pasca kelahiran.

“Bahkan ketika ibu hamil ditanya berapa bulan usia kandungannya, beberapa tidak tahu karena tidak pernah memeriksakan kandungan,” kata Zack dalam wawancara yang dilakukan secara virtual dan diikutinya dari Jakarta, Rabu 23 Desember 2020.

Baca Juga: Ramalan Cinta 12 Zodiak Senin 28 Desember 2020, Scorpio akan Bertemu Seseorang dari Masa Lalu

Memeriksakan kandungan secara rutin, setidaknya empat kali selama masa kehamilan, adalah salah satu cara untuk mengetahui kondisi kesehatan janin dan upaya untuk mencegah anak tumbuh kerdil atau stunting.

Zack mengatakan, ibu hamil di NTT perlu didorong untuk memeriksakan kondisi kandungan ke Puskesmas terdekat dan berkonsultasi dengan tenaga kesehatan mengenai kehamilannya dan cara-cara menyusui bayi.

“Di Nusa Tenggara Timur, masyarakatnya tidak mendapatkan akses informasi seperti di Jakarta. Puskesmas sangat penting dalam memberikan informasi dan edukasi. Setiap ibu hamil perlu mendapatkan akses terhadap informasi kesehatan,” tuturnya.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah