Tidak Masuk Zona Merah, Ribuan Pengungsi Ile Lewotolok Dipulangkan ke Kampung Asalnya

- 7 Desember 2020, 05:26 WIB
Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi para pengungsi akibat erupsi Ile Lewotolok yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, Kamis, 3 Desember 2020.
Sejumlah anggota Basarnas mengevakuasi para pengungsi akibat erupsi Ile Lewotolok yang masuk dalam Kawasan Rawan Bencana (KRB) III, Kamis, 3 Desember 2020. /ANTARA FOTO/Kornelis Kaha

PORTAL PAPUA – Sebanyak ribuan pengungsi dampak erupsi Gunung Ile Lewotolok yang berasal dari 10 desa di Kabupaten Lembata, Provinsi Nusa Tenggara Timur (NTT), dipunglangkan ke rumah di kampung halamannya masing-masing oleh Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Lembata.

Menurut keterangan yang disampaikan Bupati Lembata, Eliyaser Yentji Sunur, ribuan pengungsi tersebut dipulangkan lantaran tidak termasuk dalam zona merah, namun sempat dievakuasi saat erupsi Gunung Ile Lewotolok pada 29 November 2020 lalu.

“Ada ribuan warga yang kita kembalikan ke sepuluh desa. Untuk datanya, masih kita data lagi, namun dipastikan bisa mencapai ribuan,” kata Bupati Lembata di Lewoleba, Kabupaten Lembata, dikutip dari ANTARA, Senin, 7 Desember 2020.

Baca Juga: Waspadai 4 Hal Berbahaya Jika Tidur Dekat HP, Dari Susah Tidur hingga Sebabkan Kanker

Ia menjelaskan, warga dari 10 desa yang dipulangkan itu antara lain Desa Mureone, Latanbutun, Kolontobo, Riangbao, Petuntawa,Beutaran, Tagawati, Dulitukan, Palilolon, dan Kolipadan.

Orang nomor satu di Kabupaten Lembata itu mengatakan, setelah warga dari 10 desa itu dipulangkan, pengungsi yang saat ini berada di rumah-rumah warga bisa dijemput untuk datang ke lokasi pengungsian yang sudah ditinggalkan oleh pengungsi yang lain.

Hal itu lantaran banyak pengungsi yang hingga saat ini belum terdata dan belum didata oleh pemerintah daerah setempat karena sulit menjangkau ke rumah-rumah warga.

Baca Juga: Makan Mie yang Terkontaminasi Asam Bongkrek Berujung Kematian, Seperti yang Dialami Keluarga Ini

“Ini akan memudahkan kami untuk mendata pengungsi serta memudahkan kami untuk mendistribusikan bantuan yang hingga kini terus berdatangan dari berbagai daerah untuk korban bencana Ile Lewotolok,” ujarnya.

Proses pengembalian ribuan warga itu dimulai pada Sabtu, 5 Desember 2020, setelah pihaknya mendata jumlah pengungsi yang dikembalikan.

Sementara itu, terkait apakah sejumlah pengungsi yang dikembalikan itu akan menjalani tes cepat terlebih dahulu atau tidak, Bupati mengatakan pihaknya hanya akan memilih yang ada gejala sakit.

Baca Juga: KPK Sebut Mensos Juliari Batubara Terima Fee Rp10 Ribu Per Paket Sembako Bantuan COVID-19

“Mengingat alat rapid test kami hanya 200 dan yang pulang itu ribuan maka kami hanya akan memeriksa yang ada gejala saja. Kalau tidak ada gejala sakit, tidak akan kami periksa,” tambah dia.

Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) menyebutkan bahwa sampai dengan Kamis, 3 Desember 2020, jumlah pengungsi yang sudah dievakuasi dari sekitar wilayah erupsi Ile Lewotolok mencapai 7.968 jiwa, sementara yang belum dievakuasi mencapai 13.000 jiwa, dengan alasan ingin tetap bertahan di kampung halaman masing-masing.***

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah