Keberhasilan Program Monitoring Dalam Perlindungan Kualitas Lingkungan Di Sungai Kampwolker

13 Juni 2023, 09:58 WIB
Kali Kampwolker yang bertempat di Perumnas III, Waena, Kota Jayapura. /

PORTAL PAPUA - Sungai Kampwolker merupakan salah satu sungai yang bermuara di Danau Sentani, Papua dari 14 sungai lainnya. Sungai ini memiliki aliran menurun dari lereng pegunungan Cycloop yang berada di utara hingga ke selatan dengan panjang 14,15 km yang hulunya berada pada kawasan pegunungan Cycloop serta hilirnya terdapat daerah Gelanggang 2 Expo, Waena (Mujiati, 2017). Terdapat kawasan pemukiman dari Jalan Kampwolker hingga Jalan Gelanggang 2 Expo, Waena, Jayapura. Daerah Aaliran Sungai (DAS) Kampwolker cukup besar pemanfaatnnya bagi aktivitas penduduk setempat, seperti pemukiman warga, penambangan baru, nelayan, bahkan terdapat kawasan industri di sekitarannya.

Sumber dan Distribusi Pencemar


Pada kasus pencemaran Sungai Kampwolker, aktivitas yang terjadi di sekitar perairan adalah adanya pembuangan limbah yang berasal dari adanya limbah industri plastik, penambangan, degredasi tanah, adanya aktivitas penggunaan pupuk pestisida yang berlebihan pada lahan pertanian di dekat perairan, lahan kosong yang di jadikan pemukiman warga yang mana membuat limbah domestik seperti pencucian pakaian dan piring juga teralirkan langsung ke dalam sungai tanpa melalui proses pengolahan terlebih dahulu. Selain itu, adanya banjir dan erosi yang terjadi beberapa kali juga menjadi salah satu faktor pencemaran yang terjadi.

Dampak Terhadap Lingkungan


Berdasarkan penelitian yang telah dilakukan oleh Auldry Walukow & Wiher Haerati( 2022), terbukti bahwa aktivitas yang terjadi pada pemukiman yang berada di sekitar sungai ini telah menjadi penyebab terjadinya pencemaran dan adanya penurunan kualitas air.

Salah satu bukti pencemaran terjadi pada sekitaran lingkungan perairan yang berdekatan dengan pembuangan limbah pertanian terdapat pepohonan dan tumbuhan liar yang tumbuh dengan subur, serta air yang diambil sebagai sampel penelitian terbukti mengandung BOD, fosfat dan fenol yang cukup tinggi, sehingga hal ini menunjukan bahwa air di sungai ini tidak memenuhi kualitas baku mutu yang telah ditetapkan dan tidak layak untuk menjadi sumber air minum, maupun bagi irigasi dan budidaya ikan air tawar.

Pentingnya Biomonitoring dan Strategi Pengelolaan Lingkungan


Biomonitoring merupakan kegiatan pemantauan kualitas lingkungan menggunakan organisme, maupun dengan bantuan peralatan lainnya. Monitoring sendiri cukup penting untuk dilakukan pada lingkungan secara konsisten untuk mendapatkan data yang akurat yang dapat digunakan untuk menentukan bagaimana kualitas lingkungan tersebut serta dapat digunakan sebagai acuan indikasi terjadinya pencemaran lingkungan.

Salah satu penerapannya pada kasus pencemaran air di Sungai Kampwolker ini dilihat dari tingginya parameter seperti BOD serta fosfat dan fenol, dimana hal ini mengindikasiakn bahwa sungai ini telah tercemar.

Hal yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran air Sungai Kampwolker adalah dengan mengurangi penggunaan pestisida berlebihan, melakukan reboisasi agar tidak terkena degredasi lahan atau erosi, mengurangi membuang sampah di sungai terutama kemasan-kemasan limbah dari penggunaan konsumsi sampah plastik, membuat pengolahan limbah rumahan seperti septic tank, melakukan pelatihan pengelolaan sampah dan limbah disekitar kawasan Sungai Kampwolker, juga tentunya dengan monitoring yang dilakukan secara berkala agar dapat terpantau apakah program yang telah dilaksanakan dapat berjalan dengan baik atau tidak.

Pengelolaan kualitas air dan pengendalian pencemaran air Sungai Kampwolker perlu diimplementasikan secara terpadu dengan pendekatan ekosistem dan konsep pembangunan berkelanjutan untuk mengelola sumber daya alam bukan hanya bagi kepentingan ekonomi masyarakat saat ini, tetapi juga bagi generasi yang akan datang.

Kesimpulan


Program monitoring lingkungan sangat penting dilakukan secara kontinyu bagi lingkungan hidup, dikarenakan pencemaran yang terjadi dapat segera dicegah melalui adanya pemantauan secara berkala. Hal ini juga dapat mengaurangi terjadinya kerusakan lingkungan yang lebih buruk. ***

Editor: Septa Kulsumawulan

Terkini

Terpopuler