Renungan Harian TRUTH, Inilah Cara Membunuh Karakter Dosa

- 18 November 2022, 06:05 WIB
Motivasi Iman Kristen. Tuhan Menolong dan Memampukan Kita Semua.
Motivasi Iman Kristen. Tuhan Menolong dan Memampukan Kita Semua. /Portal Papua /

 

PORTAL PAPUA  - Banyak orang berjuang untuk hal-hal yang sifatnya fana. Banyak orang berani mempertaruhkan waktu, tenaga, uang, demi martabat dan harga diri.

Entah dalam bentuk perhiasan, pakaian, rumah, mobil, arloji, dan lain sebagainya.

Tetapi, mereka tidak mengusahakan dengan serius bagaimana bisa mengalami perubahan untuk memiliki karakter Allah, sehingga berkodrat ilahi, mengambil bagian dalam kekudusan Allah atau menjadi man of God; manusia Allah. Ini yang menjadi tantangan kita.

Bagi kita yang merasa telah menjadi orang yang gagal, yang merasa hancur karena satu dan lain hal, ingat! kita belum gagal. Kegagalan yang sesungguhnya adalah ketika seseorang ditolak oleh Allah. Ketika Allah berkata, “Aku tidak kenal kamu,” itu kegagalan.

Sekaya apa pun, setinggi apa pun pendidikannya, seluas apa pun kekuasaannya, secantik apa pun parasnya, habis. “Enyah, kamu dari hadapan-Ku!” begitu Tuhan berkata.

Kita mungkin ditindas oleh pasangan, bukan hanya dikata-katai tetapi mungkin juga dianiaya.

Tetapi di tengah-tengah pergumulan tersebut, justru kita sedang membangun karakter Allah.

Tuhan Yesus, Diyakini sebagai Juruselamat Umat Manusia.
Tuhan Yesus, Diyakini sebagai Juruselamat Umat Manusia.

Bagaimana kita bisa membunuh hasrat untuk dihormati manusia? Ini berkat rohani yang besar dan penting: jangan memberi makan, jangan mengumpani hasrat itu.

Misalnya kita berpikir, “Wah, kalau saya naik mobil merk ini, keren.” Kalau kita mengusahakan mobil tersebut demi harga diri atau martabat, kita mengumpani, memberi makan hasrat dosa atau karakter dosa. Dan itu akan semakin kuat, semakin mencengkeram.

Misalnya, “Wah, kalau saya jadi pimpinan di tempat ini, saya terhormat.” Bukan tidak boleh menjadi pimpinan. Boleh, tidak salah. Tetapi tunggu waktu Tuhan, biar Tuhan yang mengatur.

Tetapi kita tidak sabar. Kita berusaha melakukan tindakan-tindakan untuk mengudeta pemimpin kita dengan segala cara. Berarti kita sedang memberi makan hasrat untuk terhormat. Kalau kita berhasil, lain kali kita akan berusaha juga mendapat kehormatan yang lebih tinggi.

Kalau di gereja, misalnya berhasil mengudeta pendeta lokal, nanti mengudeta ketua wilayah, persekutuan gereja-gereja di wilayah. Setelah berhasil jadi ketua wilayah, berpikir lagi bagaimana jadi ketua sinode.

Terus akan berlanjut dan meningkat. Jadi, jangan memberi makan hasrat!

Sama dengan dosa-dosa dalam diri kita. Ada hasrat-hasrat di dalam diri kita yang jika kita umpani, diberi makan, maka dia tambah kuat dan menuntut terus. Ini yang Tuhan ajarkan kepada kita, bagaimana cara membunuh kodrat dosa.

Jangan memberi makan hasrat atau keinginan yang tidak sesuai kehendak Allah.

Kita bisa mengenakan kodrat ilahi atau memiliki sifat-sifat atau karakter Allah, karena itu kehormatan kita.

Dengan cara apa? Membunuh kodrat dosa, karakter dosa, karakter manusia, supaya karakter Allah bisa mencengkeram dan menguasai kita.

Cara kita untuk bisa memiliki karakter Allah, yaitu dengan membunuh karakter dosa di dalam diri kita. Cara membunuh karakter dosa kita adalah jangan memberi makan.

Tuhan akan mengizinkan kejadian-kejadian yang memancing kita untuk bisa memiliki kepuasan daging. Banyak kesempatan berbuat dosa, kesempatan terhormat, dipuji, jangan digunakan.

Orang memuji kita, tidak salah, tetapi jangan bermaksud mencari pujian. Kalau mau beli barang dan memang dibutuhkan, beli saja. Tetapi jangan membangun pikiran “kalau pakai barang ini, aku lebih dinilai baik.”

Tidak salah jadi pemimpin, jadi pejabat, tidak keliru memiliki pangkat dan gelar. Memang, sebaiknya kita memiliki semua itu untuk kepentingan Kerajaan Allah.

Tetapi jangan kita mengingini jabatan, kedudukan, pendidikan, gelar, demi memiliki kewenangan untuk dinaikkan. Itu sikap yang salah.

Ilustrasi Yesus bersama murid-muridnya berada di ladang gandum.
Ilustrasi Yesus bersama murid-muridnya berada di ladang gandum.

Kita akan memiliki kesempatan-kesempatan di mana kita dapat meninggikan diri. Kesempatan itu jangan kita gunakan. Bahkan situasi-situasi ekstrem yang memancing kita untuk bertindak. Ingat yang harus kita lakukan.

 

Yang pertama, diam. Yang kedua, diam. Ketiga, diam lagi. Itu akan sangat mengondisi kita membunuh karakter dosa. Dalam hal ini, karakter untuk memiliki kehormatan.

Kalau kita membaca Alkitab, kejatuhan Iblis atau Lusifer atau Hilel bin Sahar, itu bermula dari keinginannya untuk meninggikan diri. Ia mau meninggikan diri, menyamai Allah. Dia ingin memiliki kehormatan.

Kita jangan mencoba mencari kehormatan dari manusia atau meninggikan diri untuk memiliki kehormatan.

Tetapi justru kita harus merendahkan diri di hadapan Allah, karena firman Tuhan mengatakan: “Barangsiapa merendahkan diri, dia ditinggikan.”

Kalau suatu hari kita datang ke suatu pertemuan, kita tidak dihargai, disuruh duduk di belakang, tidak usah marah. Duduk saja. Kita datang, tidak ada orang menyambut, tidak dianggap, tidak apa-apa, duduk saja.

Tidak usah merasa tersinggung. Kalau misalnya datang ke suatu restoran lalu kita bertanya tetapi pelayannya seperti tidak menghargai, kita tidak perlu marah atau pergi.

Jangan memberi makan perasaan negatif itu. Ketika kita dibawa ke situasi di mana kita tersinggung, justru itu situasi penting agar bisa membunuh kodrat dosa.

 

Quote of the day  :                   
"Hal yang termahal, terutama dan tidak ternilai adalah berkenan kepada Tuhan." (Disadur dari Sharing Kotbah Dr. Erastus Sabdono, 18 November 2022)

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x