Inilah Kapal Jung Jawa Terbesar di Dunia, Dengan Materi Kayu Jati Berlapis Telah Keliling Dunia

- 4 September 2022, 17:54 WIB
 Kapal Jung Java kapal terbesar di dunia bahkan sudah mulai dibikin 500 tahun sebelum masehi oleh orang Jawa (Nusantara) dan produksinya mulai didaerah Rembang dan hingga Pati Jateng.
Kapal Jung Java kapal terbesar di dunia bahkan sudah mulai dibikin 500 tahun sebelum masehi oleh orang Jawa (Nusantara) dan produksinya mulai didaerah Rembang dan hingga Pati Jateng. /YouTube BINGKAI DESA (INDONESIAN VILLAGES CULTURE)/

PORTAL PAPUA  - Kapal Jung Java kapal terbesar di dunia bahkan sudah mulai dibikin 500 tahun sebelum masehi oleh orang Jawa (Nusantara) dan produksinya mulai didaerah Rembang dan hingga Pati Jateng.

Jung Java menjadi model utama kapal-kapal dunia karena kecanggihannya saat itu dan ditiru oleh bangsa China maupun Eropa dan Asia lainnya.

Baca Juga: Kalah dari Persiba 2-1, Asisten Pelatih Persipura Ungkapkan Hal Ini

Jung Java mempunyai materi terbaik dengan kayu jati berlapis tanpa memakai paku. Bahkan Jung Java adalah satu-satunya kapal yang bisa berkeliling dunia saat itu, Era Colombus yang terkenal masih kalah lengkap dengan jangkauan pelayar Nusantara.

Saat orang-orang Portugal baru mau memetakan dunia mereka kaget saat mendapat peta dari orang Jawa yang lebih lengkap dari Eropa hingga Amerika selatan Brasil dan selatan antartika.

 

Itulah kehebatan Jung Java kapal terbesar yang pernah ada bahkan 5 kali lipat besarnya dari kapal induk modern sekarang.

Jadi jangan heran kalau keturunan orang Nusantara ada di Afrika , Asia Hawai hingga Selandia Baru (Suku Maori).

Kapal Jung Jawa, kapal kayu terbesar di dunia, dibangun tanpa menggunakan paku besi, dan hanya papan yang direkatkan, namun mampu mengelilingi sepertiga dunia.

Baca Juga: Tunjuk Jago Hina Presiden Jokowi Saat Orasi, Mahasiswa Gorontalo ini Saat Ditangkap Jadi 'Tikus Basah''

Pada tahun 1982, Philip Beale, mantan anggota Angkatan Laut Inggris, datang ke Candi Borobudur. Di sana, ia bermaksud belajar tentang perahu tradisional dan tradisi bahari nusantara.

Namun ketika ia melihat sepuluh relief di Candi Borobudur yang menunjukkan ukiran perahu kuno, ia begitu terpikat. Beale kemudian berencana untuk "menghidupkan kembali" kapal kuno dan menggunakannya untuk melacak rute perdagangan maritim kuno.

Baca Juga: Inilah Rutinitas Ibu Negara Iriana Jokowi Ketika Hadiri Penguatan Karakter PAUD di Tangerang

Setelah melalui serangkaian penelitian yang cermat, pembuatan kapal itu sendiri akhirnya dilakukan di Kepulauan Kangean oleh Abdullah Al Madani, seorang pembuat kapal tradisional yang berpengalaman.

Dengan panjang hanya 18,29 meter dan lebar hanya 4,25 meter, kapal ini diminta menelusuri jalur perdagangan Kayumanis, seperti yang dilakukan para pelaut dari dinasti Syailendra sekitar abad 7 hingga 13 Masehi.***

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: YouTube Bingkai Desa


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x