Janganlah Kamu Sesat, Pergaulan yang Buruk Merusak Kebiasaan yang Baik

- 5 Juni 2022, 06:11 WIB
Ayat Alkitab dalam kitab Injil Lukas.
Ayat Alkitab dalam kitab Injil Lukas. /Portal Papua /

PORTAL PAPUA  - “Janganlah kamu sesat: Pergaulan yang buruk merusakkan kebiasaan yang baik. Sadarlah kembali sebaik-baiknya dan jangan berbuat dosa lagi! Ada di antara kamu yang tidak mengenal Allah. Hal ini kukatakan, supaya kamu merasa malu” (1 Korintus 15:33-34).

Suatu hari pendeta T.L Osborne, sedang menunggu kapal laut untuk bepergian ke luar negeri. Karena masih banyak waktu, maka ia berjalan di sekitar daerah pelabuhan.

Baca Juga: Jokowi Sampaikan Belasungkawan atas Hilangnya Putra Sulung Ridwan Kamil di Sungai Aare

Kemudian ia melihat hal yang menarik, yaitu segerombolan babi berjalan mengikuti gembalanya. Ia heran karena tidak biasanya babi bisa berjalan teratur di belakang gembalanya. Karena penasaran ia melihat ke arah mana babi- babi itu berjalan.

Ternyata babi-babi itu sedang berjalan ke arah sebuah pintu gerbang yang bertuliskan: Rumah Pembantaian.

Pendeta Osborne terheran-heran dan kasihan melihat babi-babi yang lucu itu dengan tertib masuk gerbang rumah pembantaian. Dengan sengaja pendeta Osborne menunggu gembalanya keluar. Ketika bertemu dengan gembalanya, pendeta Osborne bertanya rahasia kemampuannya menggiring babi yang pada dasarnya sukar diatur.    


Lalu gembala babi ini mengungkapkan rahasianya, "Gampang sekali. Babi suka kacang. Pada waktu berjalan saya jatuhkan kacang segenggam demi segenggam dari tangan saya dan mereka mengikuti kacang sambil memakannya. Pada dasarnya mereka bukan ingin mengikuti saya. Mereka sangat ingin makan kacang sampai mereka tidak menyadari bahwa mereka berjalan masuk rumah pembantaian."  

 Baca Juga: Laga Ujicoba PSIS Semarang vs Arema FC, Diwarnai Flare
Pendeta Osborne mendapatkan sebuah pemahaman melalui kejadian yang baru dilihatnya. Kacang yang disukai babi, ibarat perbuatan dosa  atau kebiasaan buruk yang sangat disukai manusia dan iblis yang terus memberikan kacang-kacang  kepada manusia yang ditipunya, sehingga tanpa sadar sedang digiring ke pintu neraka.     


Melalui ilustrasi cerita tersebut, kiranya kita mendapatkan pelajaran supaya kita tidak terkecoh oleh kesenangan yang sebenarnya sedang membawa kita ke neraka. Cepat buang kebiasaan buruk yang lama! Kadang-kadang "keterikatan kecil" bisa membawa kita ke arah yang salah.

Iblis dengan "kacangnya" ingin mencuri, membunuh, dan membinasakan kita. Jadi waspadalah jangan terpedaya seperti babi-babi yang lucu. Mereka hanya mengarahkan diri kepada "kesenangannya" yang sesaat, tetapi akhirnya membawa kepada kebinasaan selamanya. (DD)

Questions:
1.  Apakah Anda mendapat pelajaran yang baik dari cerita babi yang lucu di atas?
2. Apa yang seharusnya dilakukan supaya Anda tidak terpedaya dan menuju ke pintu pembantaian?

Values:
Mendisiplin diri dengan menyangkal diri dan memikul salib harus menjadi gaya hidup warga Kerajaan.

Yang membuat seorang terjatuh bukan pagar  tembok, tapi kerikil kecil yang tak terlihat.
"Kemuliaan bagi Allah di tempat yang mahatinggi dan damai sejahtera di bumi di antara manusia yang berkenan kepada-Nya."
__ Lukas 2.14
Baca Juga: Investasi PT. Freeport Indonesia Bangun Smelter di Gresik Berkapasitas 1,7 Juta Ton Capai Rp43 Triliun
Hanya ada respon yang tepat untuk pemberian Tuhan - yaitu pujian dan pemujaan kita.  Kasih, anugerah, kemurahan, berkat, pengampunan, belas kasihan, dan keselamatan Allah datang kepada kita melalui karunia Yesus yang luar biasa.  

Bagaimana mungkin kita bisa tidak memujiNya, setelah semua pengorbanan yang diberikanNya kepada kita?.***

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x