Kelabba Madja; Ngarai Eksotik Bak di Negeri Dongeng  

- 10 Maret 2021, 17:40 WIB
seorang pengunjung berpose di depan batu keseimbangan yang diyakini sebagai perlambang ayah, ibu dan anak
seorang pengunjung berpose di depan batu keseimbangan yang diyakini sebagai perlambang ayah, ibu dan anak / beatradio.id/

PORTAL PAPUA-Kemasyuran Grand Canyon di Colorado, Amerika Serikat sudah terkenal luas. Akan tetapi, terdapat satu ngarai di Indonesia yang tak kalah cantik dibanding Grand Canyon yaitu Kelabba Madja yang terletak di Kecamatan Hawu Mehara, Kabupaten Sabu Raijua, NTT.

Baca Juga: Nyanyikan Tembang Ciptaan Kapthen Purek, Ona Hetharua Bikin Baper Satu Indonesia

Aneka warna pada tebing dan tiang-tiang batu raksasa ini menjadi pembeda dan membuat areal tersebut sangat eksotis. Gradasi warna merah marun, pink, coklat dan kelabu yang terbentuk karena proses alam menghadirkan lukisan pelangi khas warna krayon.

Tak kalah menarik lagi adalah tiang-tiang batu yang menyerupai cendawan raksasa. Semuanya menjadikan Kelabba Madja bagaikan di negeri dongeng.

Meski demikian, tak mudah bila ingin berkunjung ke Kelabba Madja. Butuh perjuangan ekstra untuk bisa sampai ke sana karena letaknya yang tersembunyi di balik bukit terjal di pesisir selatan Sabu.

Baca Juga: Waduh, Istri Bacok Suami Gara-gara Main HP

Dari kota Seba, ibu kota Sabu Raijua, kita bisa berkendara selama kurang lebih 2 jam menuju Hawu Mehara. Infrastruktur jalan yang belum memadai menjadi tantangan tersendiri. Akan tetapi, ada jaminan kepuasan bila berhasil sampai di Kelabba Madja.

Tidak ada penetapan jam kunjung. Akan tetapi, paling bagus bila dikunjungi saat pagi atau sore hari. Cahaya matahari terbit atau pun semburat senja menambah keindahan Kelabba Madja.

Baca Juga: 14 Karyawan Hotel & Restoran Mansinam Beach Positif Covid-19
 
Kesan Mistik Kesan Mistik di balik Kelabba Madja menambah pengalaman tersendiri bagi pengunjung. Nama Kelabba Madja berasal dari bahasa setempat. Ke'labba berarti abu dan Madja berarti dewa. Kelabba Madja diyakini oleh masyarakat setempat sebagai rumah Dewa Madja. Oleh karenanya itu, penganut kepercayaan Jingi Tiu menganggap areal tersebut sebagai tempat suci sehingga wisatawan yang berkunjung dihimbau untuk menggunakan busana dan berperilaku sopan.

Baca Juga: 21, 6 Ton Unggas Akan Diekspor ke Qatar

Sebagai rumah dewa, setiap tahun warga setempat melakukan ritual di altar batu. Ritual biasanya dilakukan di bulan Juli saat bulan purnama. Dalam ritual tersebut masyarakat mempersembahkan ayam merah, sorgum dan kacang hijau.

Selain kisah tentang rumah Dewa Madja, di tengah areal tersebut terdapat tiga batu keseimbangan yang diyakini sebagai representasi dari ayah, ibu dan anak.

Kunjungan ke Kelabba Madja bakal semakin lengkap manakala pengunjung menyempatkan diri berinteraksi dengan masyarakat setempat yang mendiami kampung adat Namata. Kampung yang letaknya tak jauh dari Kelabba Madja tersebut terdiri atas rumah-rumah tradisional yang dikelilingi pohon-pohon kelapa dan lontar. (ADP)

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x