Kadinkes Keerom, dr. Faustina Helena Burdam Akui,Stok Obat Malaria Terbatas

7 Juli 2022, 15:05 WIB
epala Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom, dr. Faustina Helena Burdam, M.PH., mengakui saat ini persediaan obat malaria di Keerom jumlahnya terbatas. /Arief Nugroho / lintaspapua.com/

PORTAL PAPUA  - Kepala Dinas Kesehatan Kabupaten Keerom, dr. Faustina Helena Burdam, M.PH mengakui saat ini persediaan obat malaria di Keerom jumlahnya terbatas.

Namun dia menjelaskan bahwa hal ini terjadi di seluruh fasilitas kesehatan milik pemerintah dan swasta di Papua.

Baca Juga: Layani Kesehatan Daerah Terisolir, Bupati Keerom, Piter Gusbager Lepas 16 Relawan Kesehatan

“Obat malaria warna biru tidak semua kosong, dari pengecekan Dinkes, untuk beberapa wilayah Atas memang kosong namun untuk Puskesmas Arso 3 dan Puskesmas Arso Barat Masih tersedia,”ujarnya kepada wartawan dalam sebuah konpress, di kompleks Kantor bupati Keerom, Senin,  4 Juli 2022.

Atas hal tersebut, maka pihaknya telah melakukan pendataan dan distribusi silang agar beberapa faskes yang kosong bisa disuplai meski dalam jumlah yg tak banyak.

“Obat anti Malaria atau DHP merupakan obat program malaria yang didapatkan bantuan langsung dari Kementerian Kesehatan RI, obat ini bahan bakunya didapatkan import dari luar Negeri. Jadi memang kondisinya saat ini memang menipis sehingga terjadi kekosongan di seluruh faskes milik pemerintah dan swasta secara Nasional,” tuturnya.

 

Ia menjelaskan bahwa berdasarkan surat dari Dinas Kesehatan Provinsi papua tertanggal 7 Juni 2022, disampaikan bahwa kepada seluruh Dinas Kab/Kota di instruksikan untuk melakukan pemantauan stok obat DHP, jika ditemukan kekurangan/kekosongan maka dapat dilakukan relokasi antar Puskemas.

Baca Juga: Resmi, Gubernur Papua Izinkan Persipura Gunakan Salah Satu Stadion Terbaik di Asia Tenggara Sebagai Home -Base

“Saat ini kami (Dinkes Keerom) menginstruksikan kepada seluruh Kepala Puskesmas untuk menginformasikan terkait keberadaan stok obat malaria sehingga dapat melakukan relokasi obat malaria bagi Puskesmas- Puskesmas lainnya yang kasus malarianya tertinggi.

Sambung dia, jika didapatkan harga obat Malaria dipasaran dengan harga yang mahal, kemungkinan obat tersebut adalah obat- obat yang memang sebelumnya sudah diadakan oleh apotik.

 

“Kalaupun di masyarakat ada yang membeli dengan harga yang mahal, itu kemungkinan adalah obat-obat yang memang sudah diadakan sebelumnya oleh apotik- apotik, karena langka dan dibutuhkan sehingga obat malaria tersebut dijual dengan harga yang tinggi,” jelasnya.

 Baca Juga: Antisipasi Lonjakan Kasus, Pemerintah Kembali Gencarkan Vaksinasi Dosis Ketiga

Lebih lanjut ia menghimbau kepada petugas tenaga kesehatan di puskesmas- puskemas di Kabupaten Keerom untuk lebih aktif memberikan informasi dan penyuluhan- penyuluhan kepada masyarakat.

 

“Di faskes milik pemerintah ada bagian penanggung jawab promosi kesehatan yang diharaphan aktif memberikan informasi sehingga masyarakat dapat lebih memahami kondisi yang ada. Diperkirakan pada bulan Juli stok obat malaria akan segera dikirimkan oleh Kementerian Kesehatan ke Provinsi dan selanjutnya akan di salurkan ke Kab/ Kota di Provinsi Papua.

 Baca Juga: Bupati Piter Gusbager Apresiasi Rindam XVII Cenderawasih yang Mendidik Satpol PP Keerom

Pada kesempatannya, Kadis kesehatan Keerom Menghimbau masyarakat agar lebih aktif memperhatikan kesehatan dan melakukan tindakan -tindakan pencegahan malaria.

 

“Untuk pencegahan malaria, saya berharap masy melakukan pembersihan lingkungan untuk mengurangi nyamuk, tidur pakai kelambu, menggunakan lotion anti nyamuk, dll,”pungkasnya.***

Editor: Fransisca Kusuma

Sumber: LintasPapua.Com

Tags

Terkini

Terpopuler