Belajarlah Dari Sekolah Kehidupan, Didiklah Orang Muda Menurut Jalan yang Patut Baginya

7 Juni 2022, 08:45 WIB
Ayat Firman Tuhan dalam Kita Mazmur. /Portal Papua/

PORTAL PAPUA  -  “Didiklah orang muda menurut jalan yang patut baginya, maka pada masa tuanya pun ia tidak akan menyimpang dari pada jalan itu” (Amsal 22:6).

Setiap orang membutuhkan pendidikan. Bahkan hampir setiap orang pernah mengecap pendidikan di sekolah.

Pada dasarnya ada dua macam pendidikan di sekolah, yaitu sekolah formal dan sekolah non formal. Sekolah formal berupa sekolah dari tingkat play group sampai perguruan tinggi, sedangkan sekolah non formal berupa sekolah kehidupan yang berlangsung seumur hidup.

Mari kita belajar tentang sekolah kehidupan.
Yang pertama, mengapa ada sekolah kehidupan? Sekolah kehidupan adalah sekolah sepanjang masa dan sepanjang umur hidup kita.

Baca Juga: Nyatakan Kebenaran, Ibadah Pentakosta II Se- Rayon A Klasis GKI Port Numbay Tahun 2022

Sekolah kehidupan juga tempat pembentukan sikap dan karakter kita. Pembentukan sikap dan karakter dapat terjadi lewat berbagai peristiwa.

Ada kalanya orang mengalami perubahan sikap dan karakter karena ia menghadapi masalah dan pergumulan berat dalam kehidupannya. Ada orang yang terpaksa berubah namun ada pula yang mau berubah tanpa perlu dipaksa. Maukah Anda masuk dalam pembentukan sikap dan karakter tanpa paksaan?


Yang kedua, miliki komitmen – Ams 16:3. Kata komitmen dalam KBBI adalah perjanjian (keterikatan) untuk melakukan sesuatu, kontrak. Komitmen sebenarnya adalah janji serius untuk terus maju dan mau bangkit sekalipun pernah gagal berkali-kali.

Kegagalan seharusnya menjadi tangga menuju ke destiny kita, bukan menjadi penghalang kita. Tanpa komitmen yang serius kita akan jatuh bangun di tempat yang sama berkali-kali dan tidak mengalami perubahan sedikitpun.

Baca Juga: Pdt. Jhon Fouw Ajak Warga Jemaat Tampil Beda Dalam Ibadah Pentakosta II Klasis Tanah Merah di Pantai Amay

Kita harus memiliki kemauan yang kuat untuk menghadapi dan mengalami perubahan. Dunia dan waktu terus berubah namun cinta dan kebaikan Tuhan tak pernah berubah, itu sebabnya kita harus minta tuntunan Tuhan setiap hari. Jika kita berjanji, maka kita harus berusaha untuk menindaklanjuti dan menepatinya. Komitmen adalah kunci keberhasilan dalam mengarungi sekolah kehidupan.


Yang ketiga, miliki kedisiplinan – Ams 12:1. Kedisiplinan dimulai dari diri kita sendiri. Sekalipun kita banyak melihat contoh kedisiplinan dari orang lain, namun pilihan dan keputusan untuk hidup dalam kedisiplinan ada di tangan kita sendiri. Kedisiplinan membutuhkan kemauan yang kuat.

Kita harus memiliki kemauan kuat untuk membiasakan diri hidup dalam kedisiplinan. Sebenarnya semua hal bisa kita lakukan asalkan kita mau membiasakan diri melakukannya dengan setia dan disiplin.

Baca Juga: Turnamen Piala Presiden 2022 Mulai Tanggal 11-17, Berikut Pembagian Grup

Ini berlaku untuk hal negatif dan positif, tentu saja kita harus membiasakan diri melakukan hal-hal yang positif saja. Karunia dan talenta kita tak akan berkembang dengan maksimal tanpa kedisiplinan diri. Mari kita hidup dalam kedisiplinan dan lihatlah perubahan demi perubahan yang baik pasti terjadi dalam kehidupan kita. Jangan buang kesempatan dalam memasuki sekolah kehidupan.(DW)

Questions:
1. Apa makna sekolah kehidupan bagi Anda?
2. Bagaimana cara menjalani sekolah kehidupan?

Values:
Seorang Warga Kerajaan Allah adalah pribadi yang mau berkomitmen dalam menjalani sekolah kehidupan.

Kedisiplinan dalam hal kebenaran harus menjadi gaya hidup kita sehari-hari.

Baca Juga: Siap Cari Aset Pemerintah yang Hilang dan Sulit Dikembalikan, Pemkab Keerom Perbaharui Kerjasama dengan Kejari
“Aku berdoa, supaya kamu bersama-sama dengan segala orang kudus dapat memahami, betapa lebarnya dan panjangnya dan tingginya dan dalamnya kasih Kristus, dan dapat mengenal kasih itu, sekalipun ia melampaui segala pengetahuan.”
__ Efesus 3.18-19

Kasih yang melampaui segala pengetahuan — ini merupakan konsep yang mungkin sukit dijelaskan. Ketika kita mencintai seseorang dengan begitu luar biasa dan memiliki kedekatan yanh terasa seakan adalah bagian dari diri kita, mungkin kita bs sedikit memahami konsep ini.

Kita diselamatkan dengan pengorbanan AnakNya yang tunggal. Diadopsi menjadi ahli waris, menjadi saudara dari AnakNya; bukankah ini kasih yang luar biasa? Yang sulit dipahami dengan logika atau pengetahuan.

Sebegitu besarnya cintaNya bagi kita; dengan apa kota dapat membalasNya?.***

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: King's Sword

Tags

Terkini

Terpopuler