PLN Berpotensi Rugi Lantaran Alami Surplus Listrik 60 Persen, DPR RI: Kurangi Sistem TOP

- 26 Januari 2021, 11:31 WIB
Ilustrasi PLN.
Ilustrasi PLN. /Dok. Pikiran Rakyat

Selain itu, Mulyanto juga menekankan kepada pihak PLN (Persero) agar tidak mengulangi kekeliruan yang sama seperti yang terjadi pada tahun sebelumnya dalam memprakirakan pertumbuhan kebutuhan listrik nasional.

Menurut Mulyanto, pembelian listrik swasta dengan sistem take or pay (TOP) mesti dikurangi, sebab listrik PLN saat ini sudah terlampau surplus.

"Jadi, RUPTL 2021-2030 ini harus disusun secara cermat, sebagai instrumen pembangun kelistrikan kita. Dalam konteks ini, memundurkan jadwal penyelesaian proyek pembangkit 35.000 MW ini adalah suatu kemestian, agar tekanan surplus listrik ini dapat dikendurkan," tekan Mulyanto.

Baca Juga: SEDANG BERLANGSUNG Chandra Nandini Selasa 26 Januari 2021, Chandra Marah Lantaran Difitnah

Ia juga  menginginkan pemerintah membantu PLN melaksanakan renegosiasi terkait besaran persentase TOP atas pembelian listrik swasta dari IPP (independent power producer), untuk membantu meringankan beban PLN yang membayar listrik swasta yang tidak dibutuhkan.

Di samping itu juga, ia berharap untuk ke depannya pemerintah harus tetap menjaga target-target pembangkit energi baru terbarukan (EBT), yang sebesar 23 persen pada 2025.

"Kontribusi pembangkit dari BBM, yang biaya pembangkitannya sangat mahal sudah selayaknya ditekan sampai 0 persen untuk digantikan dengan sumber gas yang lebih bersih dan cukup tersedia secara domestik,” tegas Mulyanto.

Baca Juga: Sinopsis Ikatan Cinta Selasa 26 Januari 2021, Andin Pegang Bukti yang Akurat, Elsa Kian Ketakutan

Sebelumnya, PT PLN (Persero) menggandeng PT Perkebunan Nusantara III (Persero) atau PTNP III dan Perum Perhutani untuk mendapatkan pasokan biomassa sebagai bahan baku pengganti batubara untuk pembangkit listrik tenaga uap (PLTU) milik perseroan.

Kolaborasi tiga BUMN itu tertuang dalam penandatangan nota kesepahaman penyediaan biomassa untuk PLTU batubara yang dilakukan secara virtual di Jakarta, Jumat (22/1), oleh Direktur Utama PLN Zulkifli Zaini, Direktur Utama PTPN III Mohammad Abdul Ghani, dan Direktur Utama Perum Perhutani Wahyu Kuncoro.

Halaman:

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x