"Untuk kapasitas alat ini, 20 kilogram sampah plastik itu, akan menghasilkan 3 liter minyak. Untuk nilai oktannya sendiri lebih tinggi dari Pertamax, yaitu 95, kalau masih Pertamax, 92 untuk nilai oktannya," kata salah satu mahasisa Polije, Ilyas Taufikurahman, dikutip dari Antara.
Dengan inovasi ini, diharapkan masalah lingkungan akibat sampah plastik dapat teratasi dengan baik.
"Ini adalah sebagai alternatif, di mana kita sekarang lagi masalah lingkungan, sampah plastik yang masih banyak dan pengolahannya yang masih belum maksimal, maka kita menjadi sumber solusi yang bisa mengolah sampah plastik yang berguna bagi masyarakat," tutur dosen pembimbing, Aditya Wahyu.
Baca Juga: Tak Punya Asrama Definitif, IMT Tuntut Janji DPRD dan Pemerintah Tambrauw 7 Tahun Lalu
Aditya menambahkan bahwa BBM yang dihasilkan tersebut untuk saat ini hanya digunakan untuk kepentingan praktik perkuliahan dan operasional di lingkungan kampus.
Namun, tidak menutup kemungkinan, untuk ke depannya akan terus dikembangkan inovasi ini dan dapat diproduksi dalam jumlah banyak untuk digunakan masyarakat umum.*** (Elvis Romario)