2 Ribu Rupiah Per 1 Kali Pertemuan, 95 Anak Nekat Menimba Ilmu di Atas Perahu, Jembatan, dan Pohon

- 1 Februari 2021, 16:58 WIB
Anak-anak sedang belajar di atas jembatan tua, Desa Punggur Kecil.
Anak-anak sedang belajar di atas jembatan tua, Desa Punggur Kecil. /ANTARA/Indra Budi Santoso

PORTAL PAPUA – Dua ribu rupiah rupanya sangat berharga bagi anak sekolah yang ingin belajar di Rumah Pintar Punggur Cerdas, yang berada di Desa Punggur Kecil, Kabupaten Kubu Raya, Provinsi Kalimantan Barat.  Sebanyak 95 anak karena keterbatasan ruang belajar, mereka dapat meyesuaikan sesuai keinginan mereka, seperti belajar atas perahu, jembatan, bahkan di atas pohon.

"Meskipun dengan kondisi belajar di alam terbuka tidak mematahkan semangat anak didik kami untuk tetap menimba ilmu demi masa depan yang lebih baik," kata Pendiri Rumah Pintar Punggur Cerdas, Umilia di Punggur Kecil Kecamatan Sungai Kakap sebagaimana dilansir ANTARA, Senin 1 Februari 2021.

Para orang tua atau wali siswa dari 95 anak yang belajar di rumah pintar ini, diwajibkan membayar biaya administrasi sebesar dua ribu rupiah per satu kali pertemuan. Biaya admistrasi tersebut digunakan untuk membeli spidol, kemudian untuk beli papan tulis.

Baca Juga: Indonesia Bukan Anggota ICC, Komisioner Komnas HAM: Perkara FPI Otomatis Ditolak

Baca Juga: Siap Rebut Gelar Juara Dunia Tinju Profesional, Geisler AP Butuh Dukungan Gubernur dan Wagub Papua Barat

“Dengan belajar di alam terbuka malah membuat anak-anak kami lebih semangat lagi untuk belajar dalam menimba ilmu konsep belajar seperti (di alam terbuka). Hal ini kami lakukan untuk mengatasi keterbatasan tempat belajar yang sudah dirintis sejak tiga tahun lalu,” tuturnya.

Umilia mengatakan, konsep materi belajar di Rumah Pintar Punggur Cerdas sama dengan kurikulum dari Dinas Pendidikan dan Kebudayaan Kabupaten Kubu Raya dan yang membedakan hanya ekstrakurikulernya. Ia berharap peserta didiknya  juga bisa melanjutkan pendidikan pada jenjang yang lebih tinggi lagi.

“Saat ini mereka berusaha menyerap atau belajar di alam terbuka, karena kapasitas tempat belajar yang tersedia sangat terbatas”, tuturnya.***

Reporter: Rafael Fautngiljanan

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x