Mengenal Lebih Dekat, Legenda Persipura yang Bernama Eddy Sabenan

- 10 Mei 2022, 23:07 WIB
Foto hitam putih legenda Persipura Eddy Sambenan istimewa
Foto hitam putih legenda Persipura Eddy Sambenan istimewa /

Persija berada di atas angin. Persija dengan dibekali pemain-pemain berkualifikasi pemain nasional, sangat dijagokan oleh media nasional Jakarta, akan memenangi Piala Soeharto III 1976. Namun Hengky Heipon kapten yang sangat berpengalaman di pentas sepakbola nasional membesarkan hati adik-adiknya, jangan gentar menghadapi Persija Jakarta. 

Kepada barisan belakang yang dikoordinasi libero Eddy Sabenan, Hengky Heipon berpesan agar bertarung mati-matian mempertahankan setiap jengkal pertahanan.  

Hengky Heipon bersama adik kandungnya Tinus Heipon bahu membahu dari lapangan tengah mengkreasi serangan. Dan hasilnya betul-betul segera terjawab yakni pada menit 11 Nico Patipeme menjebol gawang Persija. Kemudian penyerang Jacobus Mobilala mencetak gol pada menit 27. Penyerang muda Pieter Aitamuna menjebol lagi gawang Persija pada menit ke 31. Persipura sudah unggul atas Persija 3-0 di awal babak pertama.

Namun Persija yang merasa tersentak dengan keunggulan Persipura, berturut-turut membalas melalui striker tajam tim nasional Risdianto pada menit 36 dan kapten Persija Iswadi Idris menjebol gawang Persipura pada menit 41. Kedudukan sampai wasit meniup peluit tanda turun minum adalah 2-3 untuk Persipura.

Memulai babak kedua, jual beli serangan terus terjadi. Striker andalan Persipura yang memiliki teknik tinggi, Timo Kapisa menjebol gawang Persija pada menit ke 67. Skor menjadi 2-4. Dengan keunggulan Persipura 2-4, semula Persipura berharap dapat dipertahankan sampai akhir pertandingan.

Ternyata Iswadi Idris dapat memperkecil kekalahan Persija menjadi 3-4, setelah mencetak gol pada menit ke 90. Akhirnya Persipura memenangi pertandingan melawan Persija dengan skor 3-4 dan memastikan meraih Piala Soeharto III 1976. 

Dan Hengky Heipon sebagai kapten Persipyra pun mengangkat trofi Piala Soeharto III Tahun 1976 tinggi-tinggi  setelah Wakil Presiden RI Adam Malik menyerahkannya. Anak-anak Persipura menangis bangga ketika jenderal Acub Zainal menyambut kemenangan mereka di pinggir lapangan di depan tribun VIP Barat stadion utama Senayan.

Eddy Sabenan pun jadi sosok tangguh yang menginspirasi di lini belakang bangga dengan trofi keduanya dalam karirnya ini.

Dipanggil Timnas Pra Olimpiade 1976 

Ternyata sepanjang hajatan Piala Soeharto III Tahun 1976, Wiel Coerver pelatih timnas Pra Olimpiade Montreal 1976 dengan asisten pelatih Wiem Hendrieks dan Ilyas Hadade,  memantau dengan seksama performa para pemain yang bertanding. 

Eddy Sabenan menjadi perhatian utama Wiel Coerver karena penampilannya sebagai libero atau bek tengah sangat memikat dan sudah mendekati kualitas Eropa.  Apalagi di barisan belakang tim nasional Indonesia, Wiel Coerver belum puas dengan penampilan sebagian pemainya.

Halaman:

Editor: Silas Ramandey


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x