Jangan Lengah, Kasus COVID-19 di Indonesia Tengah Kembali Menanjak

- 13 November 2020, 20:10 WIB
/Foto ilustrasi ASN. /Dok. Pikiran-Rakyat.com/

Jangan lengah, kasus COVID-19 di Indonesia tengah kembali menanjak. Tren bertambahnya kembali kasus COVID-19 ini dialami seluruh masyarakat dunia.

Fenomena yang disebut second wave (gelombang kedua) pandemi COVID-19 adalah tren kenaikan kasus yang kembali memuncak setelah mengalami kurva penambahan kasus yang melandai.

Juru Bicara Satgas Penanganan COVID-19 Prof Wiku Adisasmito mengingatkan masyarakat Indonesia untuk waspada.

Baca Juga: Serap Aspirasi Anggota DPRD Jalur Otsus, Mudasir Bogra Lakukan Reses di Kaimana

 

"Bahwa lonjakan kasus, merefleksikan kenaikan kasus aktif atau orang yang sakit, baik yang tengah menjalani isolasi atau dirawat akibat COVID-19," jelasnya saat memberikan keterangan pers yang disiarkan kanal YouTube Sekretariat Presiden, Kamis 12 November 2020.

Wiku kembali mengingatkan, menurut World Health Organization (WHO), gejala COVID-19 akan muncul atau dapat dirasakan setelah 5 atau 6 hari dari terpapar virus COVID-19.

Atau juga, paling lama dapat dirasakan setelah 14 hari, bahkan terkadang tidak tampak sakit.

Baca Juga: 4 Orang Anak Tambrauw Lolos Seleksi Program ADIK

Pada umumnya, ada dua istilah untuk membedakan pasien COVID-19. Ialah, asimtomatik yang berarti dapat menularkan tanpa menunjukkan gejala apapun dan presimptomatik yang berarti orang yang masih dalam tahap pengembangan gejala atau berada dalam masa inkubasi.

Wiku juga merujuk pada 3 penelitian yaitu dari Kronbichler et al pada 506 pasien dari 36 studi (2020), He et al pada 50 pasien dari 114 studi (2020), dan Yu et al pada 79 pasien dari 3 Rumah Sakit di Wuhan China tahun 2020.

Baca Juga: Mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla Kunjungi Manokwari, Papua Barat

Ketiga penelitian itu menyatakan bahwa, kebanyakan penderita COVID-19 yang tidak bergejala adalah populasi berusia muda dan berpotensi menularkan orang-orang sekitarnya.

"Hal ini fenomenanya juga terjadi di Indonesia. Berdasarkan hasil riset itu, apabila seseorang terlihat sehat, bukan berarti mereka terbebas atau tidak berada dalam kondisi sakit," tambah Wiku, seperti dikutip Pikiran-Rakyat.com dari covid19.go.id.

Baca Juga: Debat Publik, KPU Kaimana Pastikan Tidak Ada Massa Pendukung, Polisi Kerahkan 102 Personel

Karenanya ia meminta masyarakat untuk terus menjaga jarak dan menerapkan protokol kesehatan. Karena efektifitas penekanan risiko penularan akan lebih maksimal dengan menerapkan 3M yaitu memakai masker, menjaga jarak dan mencuci tangan.

"Saya himbau masyarakat jangan lengah, karena pandemi masih berlangsung.

Dan saya apresiasi seluruh elemen, baik tenaga kesehatan, komunitas, pemerintah dan masyarakat karena kerjasamanya bisa bertahan di mas pandemi COVID-19 sampai sekarang," Wiku menyampaikan.***

Editor: Paul

Sumber: Pikiran Rakyat


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x