Beli Produk Nasabah Mekaar, Presiden Jokowi Akui Sangat Bagus dan Kompetitif

- 31 Januari 2024, 23:55 WIB
Presiden Joko Widodo memuji produk-produk yang dihasilkan oleh para ibu nasabah program Mekaar (membina ekonomi keluarga sejahtera) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM).
Presiden Joko Widodo memuji produk-produk yang dihasilkan oleh para ibu nasabah program Mekaar (membina ekonomi keluarga sejahtera) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM). /Biro pers setpres /

PORTAL PAPUA  - Sumini Siti Aisyah, penjual celana tersebut, adalah salah seorang nasabah PNM Mekaar sejak tahun 2017. Saat ditemui terpisah, ia bercerita mengenai bagaimana ia bisa mengembangkan usahanya bermodalkan pinjaman dari PNM Mekaar sebesar Rp2 juta.

Presiden Joko Widodo melihat produk-produk yang dihasilkan oleh para ibu nasabah program PNM Mekaar yang ditampilkan di Lapangan Keyongan Kidul Sabdodadi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 30 Januari 2024. 

Presiden Joko Widodo memuji produk-produk yang dihasilkan oleh para ibu nasabah program Mekaar (membina ekonomi keluarga sejahtera) binaan Permodalan Nasional Madani (PNM). Presiden Jokowi menilai bahwa produk-produk tersebut memiliki kualitas yang sangat baik dan akan mampu bersaing dengan produk luar negeri karena harganya sangat kompetitif.

“Saya tadi di depan beli celana. Celana ini harganya berapa? Saya bayar 15 ribu rupiah. Apa artinya? Ini sangat murah dan sangat kompetitif, dan sangat bisa bersaing dengan negara-negara lain kalau harganya 15 ribu,” ungkapnya saat bersilaturahmi dengan para nasabah PNM Mekaar di Lapangan Keyongan Kidul Sabdodadi, Kabupaten Bantul, Daerah Istimewa Yogyakarta, Selasa, 30 Januari 2024.

Lebih lanjut, Presiden Jokowi meyakini bahwa produk berupa celana batik tersebut akan laris jika dijual ke pasar seperti Afrika. Presiden mendorong agar produk tersebut bisa diekspor dalam jumlah besar.

“Harganya 15 ribu berarti 1 dolar pasti laku, saya berikan jaminan ini. Biar orang-orang Afrika pakai celana batik semuanya,” imbuhnya.

Sumini Siti Aisyah, penjual celana tersebut, adalah salah seorang nasabah PNM Mekaar sejak tahun 2017. Saat ditemui terpisah, ia bercerita mengenai bagaimana ia bisa mengembangkan usahanya bermodalkan pinjaman dari PNM Mekaar sebesar Rp2 juta.

“Saya mulai bergabung itu tahun 2017, plafon pertama itu Rp2 juta, sekarang sudah masuk Rp9 juta. Alhamdulillah usaha berkembang,” ujarnya.

“Dari awal saya kan pindahan, dari Jakarta pindah ke kampung untuk merawat orang tua. Jadi mau usaha bingung. Akhirnya konveksi, alhamdulilah berjalan,” sambungnya.

Seiring berjalannya waktu, usahanya terus berkembang hingga saat ini ia memiliki omzet sekitar Rp5 juta per minggunya. Setelah dipotong cicilan Mekaar, Sumini menyebut bahwa pendapatan bersihnya sekitar Rp1,5 juta.

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x