Renungan Hari Minggu 04 September 2022, Bacaan Injil Lukas 14:25-33

- 4 September 2022, 07:09 WIB
Ilustrasi bahwa mengikut Tuhan dapat merubah Dunia anda.
Ilustrasi bahwa mengikut Tuhan dapat merubah Dunia anda. /apalah saya ini/

PORTAL PAPUA - Saudaraku yang terkasih hendaklah kita setiap hari membaca dan merenungkan tentang isi Ayat Ijil Tuhan setiap hari. 

Dalam setiap minggu dan hari-hari jadikan Injil Tuhan sebagai pedoman hidup jalan kebenaran kita agar tidak salah melangkah sehingga kita selalu bisa bersyukur setiap saat dan bisa memaknai arti kehidupan yang sesungguhnya. 

Marilah di hari minggu pertama bulan September ini kita merenungkan kalender Liturgi 04 Sep 2022, Minggu Pekan Biasa XXIII dengan warna Liturgi Hijau

Bacaan I: Keb 9:13-18
Mazmur Tanggapan: Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17
Bacaan II: Flm 1:9b-10.12-17
Bait Pengantar Injil: Mzm 119:135
Bacaan Injil: Luk 14:25-33

Bacaan Pertama Keb 9:13-18

Siapakah yang dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?

Bacaan dari Kitab Kebijaksanaan:

Manusia manakah dapat mengenal rencana Allah, atau siapakah dapat memikirkan apa yang dikehendaki Tuhan?

Pikiran segala makhluk yang fana adalah hina, dan pertimbangan kami ini tidak tetap. Sebab jiwa dibebani oleh badan yang fana, dan kemah dari tanah memberatkan budi yang banyak berpikir. Sukar kami menerka apa yang ada di bumi, dan dengan susah payah kami menemukan apa yang ada di tangan, tapi siapa gerangan telah menyelami apa yang ada di surga?

Siapa gerangan dapat mengenal kehendak-Mu, kalau Engkau sendiri tidak menganugerahkan kebijaksanaan, dan jika Roh Kudus-Mu dari atas tidak Kauutus?

Demikianlah diluruskan lorong orang yang ada di bumi, dan kepada manusia diajarkan apa yang berkenan pada-Mu, maka oleh kebijaksanaan mereka diselamatkan.

Demikianlah sabda Tuhan.

Syukur Kepada Allah. 


Mazmur Tanggapan Mzm 90:3-4.5-6.12-13.14.17R:1

Tuhan, Engkaulah tempat perteduhan kami turun temurun.

Engkau mengembalikan manusia kepada debu, hanya dengan berkata, "Kembalilah, hai anak-anak manusia!"

Sebab di mata-Mu seribu tahun sama seperti hari kemarin, atau seperti satu giliran jaga di waktu malam.

Engkau menghanyutkan manusia seperti orang mimpi, seperti rumput yang bertumbuh: di waktu pagi tumbuh dan berkembang, di waktu petang sudah lisut dan layu.

Ajarlah kami menghitung hari-hari kami, hingga kami beroleh hati yang bijaksana. Kembalilah, ya Tuhan, -- berapa lama lagi? -- dan sayangilah hamba-hamba-Mu!

Kenyangkanlah kami di waktu pagi dengan kasih setia-Mu, supaya kami bersorak-sorai dan bersukacita sepanjang hayat.

Kiranya kemurahan Tuhan melimpah atas kami! Teguhkanlah perbuatan tangan kami, ya, perbuatan tangan kami, teguhkanlah!


Bacaan II Flm 1:9b-10.12-17

Terimalah dia, bukan sebagai hamba, melainkan sebagai saudara terkasih.

Bacaan dari Surat Rasul Paulus kepada Filemon:

Saudara yang terkasih, Aku, Paulus, yang sudah menjadi tua, dan kini dipenjarakan karena Kristus Yesus, mengajukan permintaan kepadamu
mengenai anak yang kudapat selagi aku dalam penjara, yakni Onesimus.

Dia, buah hatiku ini, kusuruh kembali kepadamu. Sebenarnya aku mau menahan dia di sini sebagai gantimu untuk melayani aku selama aku dipenjarakan demi Injil.

Tetapi tanpa persetujuanmu, aku tidak mau berbuat sesuatu, supaya yang baik itu kaulakukan bukan karena terpaksa, melainkan dengan sukarela.

Sebab mungkin karena itulah dia dipisahkan sejenak dari padamu, supaya engkau dapat menerimanya untuk selama-lamanya, bukan lagi sebagai hamba, melainkan lebih daripada itu, yaitu sebagai saudara terkasih.

Bagiku ia sudah saudara, apalagi bagimu, baik secara manusiawi maupun di dalam Tuhan. Kalau engkau menganggap aku temanmu seiman, terimalah dia seperti aku sendiri.

Demikianlah sabda Tuhan.

Syukur Kepada Allah. 


Bait Pengantar Injil Mzm 119:135

Sinarilah hamba-Mu dengan wajah-Mu, dan ajarkanlah ketetapan-ketetapan-Mu kepadaku.


Bacaan Injil Luk 14:25-33

Barangsiapa tidak melepaskan diri dari segala miliknya, ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Inilah Injil Suci menurut Lukas:

Pada suatu ketika orang berduyun-duyun mengikuti Yesus dalam perjalanan-Nya. Sambil berpaling Yesus berkata kepada mereka, "Jika seorang datang kepada-Ku dan ia tidak membenci bapanya, ibunya, isterinya, anak-anaknya,
saudara-saudaranya laki-laki atau perempuan, bahkan nyawanya sendiri,
ia tidak dapat menjadi murid-Ku.

Barangsiapa tidak memanggul salibnya dan mengikuti Aku, ia tidak dapat menjadi murid-Ku. Sebab siapakah di antara kamu yang kalau mau mendirikan sebuah menara tidak duduk dahulu membuat anggaran belanja, apakah uangnya cukup untuk menyelesaikan pekerjaan itu?

Jangan-jangan sesudah meletakkan dasar ia tidak dapat menyelesaikannya. Lalu semua orang yang melihat itu akan mengejek dengan berkata, 'Orang itu mulai membangun, tetapi tidak dapat menyelesaikannya'! Atau raja manakah yang hendak berperang melawan raja lain tidak duduk untuk mempertimbangkan dahulu, apakah dengan sepuluh ribu orang ia dapat melawan musuh yang datang menyerang dengan dua puluh ribu orang?

Jikalau tidak dapat, ia akan mengirim utusan selama musuh masih jauh
untuk menanyakan syarat-syarat perdamaian.

Demikianlah setiap orang di antara kamu, yang tidak melepaskan diri dari segala miliknya, tidak dapat menjadi murid-Ku."

Demikianlah sabda Tuhan.

Terpujilah Kristus. 

Saudaraku yang dikasihi Tuhan, dari bacaan Injil Lukas 14:25-33 diatas dapat kita refleksikan bahwa Ayat ini hendak mengatakan kepada kita, orang yang percaya kepada Tuhan dan tentunya adalah murid-murid-Nya, agar dalam seluruh pergerakan hidup kita di dunia ini hendaknya mengedepankan Tuhan Yesus.

Dibutuhkan kesadaran bahwa yang kita ikuti itu ialah Tuhan bukan diri kita sendiri dan bahwa dalam mengikuti-Nya membutuhkan keteguhan hati. Dengan mengedepankan Yesus berarti menjadikan Tuhan sebagai arah dan tujuan dari segala tindakan kita setiap saat. 

Kita ingat perintah utama dan terutama yang Ia utarakan, yaitu perintah cinta kasih: Mengasihi Tuhan Allah dengan seutuh-utuhnya dan mengasihi sesama seperti diri sendiri (Mat 22:34-40, Mrk 12:28-34 dan Luk 10:25-28).

Inilah petunjuk yang membuat kita mengerti dan sekaligus mengoreksi apakah dalam hidup ini kita sudah mengedepankan Tuhan atau belum?

Demikianlah mari kita renungkan bersama-sama, Selamat Hari Minggu, Tuhan Yesus Memberkati kita semua, Alleluya Amin.*

Editor: Septa Kulsumawulan

Sumber: Lintas Papua.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x