PORTAL PAPUA-Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa lembaga dan pengamat terorisme di Indonesia, diduga kuat bahwa motif utama dari aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021 adalah balas dendam.
Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) menilai aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan aksi balas dendam dari suatu jaringan teroris di Indonesia setelah polisi aktif menjaring beberapa terduga teroris di berbagai wilayah.
Salah satunya ialah penangkapan 26 terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) baru-baru ini oleh Densus 88 Antiteror Polri karena diduga masuk dalam jaringan ISIS.
Penangkapan 26 terduga teroris tersebut yang terdiri dari 23 laki-laki dan 3 perempuan diduga kuat melatarbelakangi aksi bom bunuh di Gereja Katedral Makassar.
Baca Juga: Formasi Non Guru Untuk CPNS dan PPPK Ada 83.000 Pusat dan 189.000 Daerah
Berdasarkan keterangan dari salah satu pengamat terorisme, Ridlwan Habib, aksi bom bunuh diri tersebut merupakan bentuk balas dendam terhadap pihak Kepolisian yang telah menangkap sejumlah anggota mereka. Selain itu, Ridlwan menilai bahwa aksi bom bunuh diri ini sengaja dilakukan untuk menciptakan konflik horizontal.
"Aksi bom bunuh diri ini merupakan aksi balas dendam. Para teroris sebenarnya mau menunjukkan bahwa mereka masih ada, meskipun sejumlah anggota mereka telah diringkus aparat Kepolisian. Mereka sebenarnya mau menciptakan semacam konflik horizontal," jelas Ridlwan Habib di hadapan media pada Minggu 23 Maret ,2021.
Baca Juga: Pasca Bom Bunuh Diri Kapolda Minta Kapolres Tingkatkan Pengamanan Rumah Ibadah