Stok Sejak 2018 Masih Menumpuk Pemerintah Berencana Impor Beras Lagi

- 16 Maret 2021, 19:34 WIB
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat sidak Gudang Bulog Regional NTB.
Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso saat sidak Gudang Bulog Regional NTB. /Dok. Perum Bulog

PORTAL PAPU-Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso mengaku kelimpungan dengan rencana pemerintah untuk mengimpor kembali beras sebanysk 1 juta ton demi memenuhi kebutuhan di tengah pandemi-Covid-19.

Budi Waseso pun mengemukaka hasil impor migas tahun 2018 masih tersimpan di gudang Bulog.

Pada Rapat Dengar Pendapat Komisi IV DPR RI, Senin (15/3), Dirut Bulog ini  mengaku siap-siap saja menampung hasil Impor beras hingga tercapai kapasitas maksimal gudang mereka, yakni 3,6 juta ton.

Baca Juga: Hari Ini Ajudan Terakhir Bung Karno Berpulang

Jumlah ini merupakan total kapasitas penyimpanan gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia.

Akan tetapi, Budi Waseso meminta agar Bulog diberikan pangsa pasar untuk menyalurkan hasil impor beras tersebut oleh pemerintah.

"Kalau kami membeli sebanyak apapun kami siap, asalkan hilirnya dipakai," kata Budi Waseso dikutip Pikiran-Rakyat.com dari Antara.

Baca Juga: ODGJ di Manokwari Nekad Panjat Tiang Listrik Bertegangan Tinggi

Dirut Bulog menjelaskan, pihaknya telah kehilangan pangsa pasar lama dari Program Rastra alias Beras Keluarga Sejahtera sebesar 2,6 juta ton.

Pasalnya, pemerintah telah menukar Rastra dengan Bantuan Pangan Nontunai alias BPNT yang membuat penerima bansos tidak lagi mendapat beras dari Bulog.

Lewat BPNT, masyarakat penerima bansos membeli langsung barang-barang kebutuhan mereka melalui warung-warung yang bekerja sama dengan Kementerian Sosial (Kemensos), termasuk beras.

Baca Juga: ODGJ di Manokwari Nekad Panjat Tiang Listrik Bertegangan Tinggi

Budi Waseso mengungkapkan gudang Bulog per Minggu 14 Maret 2021 menyimpan hingga 883.585 ton beras dengan rincian 859.877 ton merupakan stok cadangan beras pemerintah (CBP), dan 23.708 ton stok beras komersial.

Menurut Dirut Bulog, CBP meliputi 106.642 ton hasil impor beras  tahun 2018 yang turun mutu.

Sementara, beras sisa impor tahun 2018 yang masih tersimpan di gudang saat ini mencapai 275.811 dari 1.785.450 ton hasil impor beras tahun 2018.

Adapun beras yang sudah dalam masa simpan tahunan mencapai 461.000 ton.

Baca Juga: IPW Desak Kapolri Tidak Ijinkan Pelaksanaan Piala Menpora

Masalah yang membuat hasil  impor beras 2018 banyak tersimpan di gudang ialah akibat jenisnya tidak sesuai dengan selera masyarakat Indonesia.

Hal ini membuat bulog kesulitan untuk menyalurkan hasil impor beras tahun 2018 ke masyarakat.

Budi Waseso menyarankan untuk mencampur produk impor beras  tersebut dengan beras produksi dalam negeri agar cepat habis.

Baca Juga: Dugaan Korupsi Dana Otsus Rp 1,8 Triliun Dianggap Mendistorsi Kewenangan Adat

Sebelumnya, jumlah sisa hasil impor beras tahun 2018 sempat mencapai 900.000 ton. Namun, kini berkurang hingga setengahnya setelah digunakan untuk penyaluran bansos Covid-19 Kemensos.

Sayangnya, sisa hasil impor beras yang tersalurkan melalui bansos Covid-19 Kemensos hanya mencapai 450.000 ton.

Rencananya, hasil impor beras tahun 2018 yang masih tersisa di gudang Bulog akan diolah menjadi tepung oleh Kementerian Perdagangan dan Kementerian Perindustrian.

 

 

 

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x