PORTAL PAPUA - Saat diterjang intensitas curah hujan yang cukup tinggi maupun hujan yang terus-menerus turun, Sang Raja Dangdut Rhoma Irama memilih untuk mengungsi alias kabur meninggalkan “istana” kesayangannya yang beralamat di Jalan Pondok Jaya, Mampang Prapatan, Jakarta.
"Bang Haji nggak ada di rumah," kata penjaga rumah Rhoma Irama, saat ditemui tim evakuasi yang sedang bersiaga di sekitar kompleks dekat kediaman ayah Rhido Roma tersebut, Sabtu 20 Februari 2021.
Penjaga rumah tersebut menyebutkan bahwa Rhoma Irama sudah mengungsi ke luar rumahnya saat intensitas hujan begitu deras dan sering. Sang pedangdut juga lebih suka menghindari situasi buruk dengan cepat dari pada berada di sana.
Baca Juga: KMP Bili Terbalik Saat Hendak Sandar di Dermaga, 11 Truk hingga 40 Motor Ikut Tercebur
"Bang Haji udah ngungsi. Cuma nggak tahu ke mananya," ucapnya.
Rumah Sang Raja Dangdut itu sering menjadi tempat langganan banjir Jakarta. Rumah kediaman Rhoma Irama hanya dijaga oleh seorang penjaga rumahnya. Penjaga rumah Rhoma Irama tak bisa memungkiri bahwa daerah di sekitar kediaman majikannya itu memang rawan banjir.
"Ini jelas bukan kali pertama genangan air merendam sebagian wilayah daerah tersebut. Iya benar (langganan banjir)," ujar penjaga rumah itu.
Baca Juga: Bantu Korban Banjir di Jakarta, Baguna PDIP Siapkan Dapur Umum di Sejumlah Titik
Dikatakan penjaga rumah yang enggan disebut namanya itu, ketika banjir, genangan air di depan rumah Rhoma Irama kurang lebih setinggi 1 meter. Terlihat warga di sekitar rumah Rhoma Irama melihat-lihat situasi banjir ramai-ramai. Anak-anak pun tampak menikmati arus air dengan berenang.
Di sekitar rumah Raja Dangdut ini, terdapat perahu karet yang bersiaga untuk mengevakuasi warga setempat jika dibutuhkan.
Ketinggian genangan air di depan rumah Rhoma Irama memang tampak ekstrem. Namun, genangan tersebut tak begitu parah di halaman dan dalam rumah Rhoma Irama.
Baca Juga: Bocoran Sinopsis IKATAN CINTA Minggu 21 Februari 2021: Mateo Buat Pengakuan Mengejutkan, Al Terancam
"Ya tingginya di atas kaki-lah kalau di dalam rumah. Kalau di garasi, ya sedengkul. Meski demikian, tak ada cara lain untuk menghentikan banjir selain adanya upaya dari pemerintah provinsi," pungkasnya.*** (Rafael Fautngiljanan)