Dukung Strategi Jokowi Bangun Papua, Samdhana Institute Latih Ratusan Masyarakat Asli Kelola Hasil Hutan

- 15 Maret 2022, 13:37 WIB
Peserta saat mengikuti pelatihan Pelatihan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah bagi Masyarakat Lokal Papua.
Peserta saat mengikuti pelatihan Pelatihan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah bagi Masyarakat Lokal Papua. /

PORTAL PAPUA -  Ratusan peserta dari dari 10 kelompok usaha berbeda di Kabupaten Merauke, pada Rabu 15 Maret 2022, mengikuti Pelatihan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah bagi Masyarakat Lokal Papua yang diadakan oleh Yayasan Kitong Bisa Indonesia dan Samdhana Institute.

Staff Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar yang juga merupakan CEO Yayasan Kitong Bisa Indonesia, secara virtual membuka kegiatan pelatihan yang sebelumnya telah dilaksanakan di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat ini.

Dalam Sambutannya, Billy mengucapkan terimakasih atas nama Presiden RI, bahwa apa yang dikerjakan antara Samdhana Institute bersama-sama dengan Pemda Kabupaten Merauke melalui program ini, secara langsung telah Mendukung Strategi Presiden Joko Widodo dalam mepercepat pembangunan di Tanah Papua.

“Seperti kita ketahui, bahwa Presiden Jokowi melalui Inpres No.9 Tahun 2020, mendorong keterlibatan orang asli Papua dalam percepatan pembangunan melalui sektor kewirausahaan, berbasis potensi lokal. Hal ini termasuk didalamnya, mengelola hasil hutan secara berkelanjutan tanpa merusak hutan tersebut. Hal ini yang membuat saya mengucapkan terimakasih atas pelatihan hari ini, yang mewujud nyatakan visi dan misi pembangunan Indonesia sesuai arahan Presiden Joko Widodo," ujar  Stafsus Presiden asli Papua ini.

Pelatihan Manajemen Usaha Kecil dan Menengah bagi Masyarakat Lokal Papua dilakukan kepada masyarakat dari delapan kampung berbeda di Kabupaten Merauke, yaitu; Kampung Karang Indah, Kampung Kamahedoga, Kampung Urumb, Kampung Sanggase, Kampung Tanas, Kampung Waan, Kampung Sota dan Kampung Onggaya.

Disampaikan oleh Program Officer Samdhana Institute Ibu Neni Rochaeni, pelatihan ini merupakan salah satu bagian dari Permata Project yang tengah diselenggarakan oleh dua yayasan tersebut. Ibu Neni Rochaeni menjelaskan bahwa Permata Project dirancang untuk mendukung hak-hak masyarakat adat dan komunitas serta komunitas lokal sekitar hutan agar mereka dapat mempunyai kehidupan berkelanjutan dan memiliki tata kelola hutan.

"Pelatihan ini disesuaikan dengan dua tujuan dari Project Permata dengan memberikan pendampingan pada kelompok-kelompok usaha lokal. Diharapkan melalui pelatihan ini akan menunjang penghidupan masyarakat lokal khususnya yang tinggal di sekitaran hutan," jelas Ibu Neni Rochaeni.

Mewakili Pemerintah Kabupaten, Kepala Dinas Perindakop dan Kabupaten Merauke Bapak Erick Rumlus dan Kepala Dinas Pariwasata dan Kebudayaan Bapak Benhur Rentandatu hadir secara fisik pada acara pelatihan pagi tadi.

Secara terpisah, Kepala Dinas Pariwasata dan Kebudayaan, Benhur Rentadatu menyampaikan, bahwa dibutuhkan kerja sama berbagai pihak untuk menumbuhkan kegiatan yang berbasis ekonomi kreatif. Untuk itu beliau apresiasi adanya pelatihan ini.

"Menumbuhkan ekonomi kreatif tidak bisa hanya tanggung jawab dari salah sstu instansi saja. Tetapi ini akan terwujud dengan kerjasama dari berbagai pihak. Pelatihan ini adalah salah satu inisiasi baik dalam mewujudkan ekonomi kreatif untuk masyarakat asli Papua," ungkap Benhur Rentadatu.

Untuk diketahui, sebelumnya di tanggal 8 hingga 13 Maret, telah diadakan kegiatan Menoken dan  Melatih yang juga diadakan di Kabupaten Merauke. Pelatihan yang diselenggarakan di Kampung Onggaya, Sanggase dan Sota tersebut berfokus pada pembudidayaan Kopra, Daun Kelor juga Vanili. Tidak hanya di Kabupaten Merauke, Permata Project juga sedang diselenggarakan di Kabupaten Teluk Bintuni Provinsi Papua Barat.

Adapun Proyek Permata ini didanai oleh Pemerintah Norwegia melalui Norad NICFI dengan outcome dari proyek ini, adalah: 1. peningkatan produksi dan konsumsi masyarakat lokal 2.penguatan kapasitas kelembagaan usaha masyarakat lokal baik di sektor UMKM maupun pertanian.

Berada dalam Tanggung Jawab dari Yayasan Kitong Bisa, sebuah yayasan lokal yang berpusat di Papua. Program ini menargetkan peningkatan keterampilan dan pengetahuan individu, meningkatkan kualitas kelembagaan agar mampu membangun jejaring dan berkolaborasi dengan lintas stakeholders demi  memenuhi pertumbuhan dan peningkatan ekonomi usaha dari 17 kelompok (10 kelompok di Merauke dan 7 kelompok di Teluk Bintuni). ***

Editor: Eveerth Joumilena


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x