PORTAL PAPUA-Noken asal Kabupaten Biak yang terbuat dari anyaman daun pandan dan kulit kayu juga perlu dilestarikan.
Noken dikategorikan sebagai warisan budaya tak benda, yang menurut Konvensi UNESCO tahun 2003, sebagai warisan yang meliputi segala praktik, representasi, ekspresi, pengetahuan, dan keterampilan.
Budaya tak benda lebih dikenal akrab sebagai warisan budaya hidup. Diekspresikan dalam lima domain, pertama, tradisi dan ekspresi lisan, termasuk bahasa sebagai wahana warisan budaya takbenda.
Kedua, seni pertunjukan; ketiga, adat istiadat masyarakat, ritus, dan perayaan-perayaan; keempat, pengetahuan dan kebiasaan perilaku mengenai alam dan semesta; dan kelima, kemahiran kerajinan tradisional.
Baca Juga: Buruan Daftar! Kartu Prakerja Gelombang 14 Dibuka Hari Ini, Simak Cara Daftarnya di Sini
Mama-mama pembuat noken Biak yang biasanya menggunakan daun pandan, kini mengganti bahan tersebut dari nilon atau bahan praktis lainya.
Noken merupakan kerajinan tangan yang memiliki nilai seni tinggi serta dianggap merupakan jati diri orang Papua. Noken mulai menuju kepunahan karena tak ada generasi muda yang mau meneruskan dan mempelajarinya.
Noken dalam bahasa Biak disebut inokson atau inoken. Noken suku Biak dibuat di Kampung Bosnik, Biak Timur. Perajinnya para mama-mama yang berusia uzur.
Guna menyelamatkan keberadaannya, noken perlu dimasukkan ke dalam kurikulum sekolah sebagai muatan lokal atau ekstrakurikuler. Perlu juga pelatihan membuat noken dan promosi noken oleh pemerintah daerah. (Hari Suroto, Arkeolog Balai Arkeologi Papua )