Mengenang 25 Tahun Gempa Bumi Disertai Tsunami di Biak, Papua

- 17 Februari 2021, 14:59 WIB
ILUSTRASI TSUNAMI - Gempa yang mengguncang Jepang pada Februari ini tak separah pada Maret 2011. Berkekuatan 9,0 SR, gempa 10 tahun silam ini memicu terjadinya tsunami dahsyat di negara tersebut.//PIXABAY/
ILUSTRASI TSUNAMI - Gempa yang mengguncang Jepang pada Februari ini tak separah pada Maret 2011. Berkekuatan 9,0 SR, gempa 10 tahun silam ini memicu terjadinya tsunami dahsyat di negara tersebut.//PIXABAY/ /

PORTAL PAPUA-Masyarakat Papua tentu tak akan perna melupakan momen bersejarah yang terjadi pada 25 tahun silam, tepatnya pada 17 Februari 1996.

Momen bersejarah tersebut merupakan momen yang sangat kelam bagi masyarakat Papua sebab pada tanggal 17 Februari 1996 silam, terjadi gempa bumi besar yang disertai tsunami di Biak, Irian Jaya.

Gempa dan Tsunami dasyat itu tentu saja menelan banyak korban serta meninggalkan duka yang mendalam di hati dan pikiran masyarakat Papua yang saat itu kehilangan sanak keluarganya karena ditelan bencana.

Baca Juga: Indonesia Patut Waspada, Ditemukannya 32 Kasus Varian Baru Corona,  Berpotensi Mengkhawatirkan

Diperkirakan korban yang meninggal dalam bencana alam tersebut sedikitnya 108 orang, sedangkan korban luka-luka 423 orang serta korban hilang 58 orang.

Selain memakan korban, gempa dan tsunami besar itu meluluhlantakkan 5.043 rumah masyarakat yang ada di sekitar pusat gempa.

Melansir Katalog Gempa Bumi Signifikan dan Merusak 1821-2017 di laman BMKG, gempa magnitudo 8,1 tersebut terjadi pada 5.59 GMT (12.59 WIB) dengan kedalaman 33 km.

Baca Juga: Waspada! Vakisn COVID-19 Palsu Asal China Sudah Diselundupkan Ke Beberapa Negara

Gempa tersebut tidak hajya dirasakan di Biak tetapi juga di beberapa daerah di sekitarnya seperti Supiori, Manokwari, dan Sarmi.

Gempa kompleks itu sedikitnya diikuti dua gempa besar. Terjadi gempa susulan magnitudo 6,5 dengan kedalaman 19 km pada 14.21 GMT dan magnitudo 6,4 dengan kedalaman 32 km pada 20.18 GMT masih di hari yang sama.

Gempa yang dasyat kemudian memicu terjadinya tsunami besar dengan ketinggian gelombang tsunami mencapai 7 meter di beberapa tempat.

Tidak hanya terjadi pada tanggal 17, sehari setelahnya yakni tanggal 18 Februari pukul 2.25 GMT kembali terjadi gempa di Irian Jaya yakni sebesar magnitudo 6 dengan kedalaman 10 km.

Baca Juga: Calon Bupati Terpilih di Papua Diadukan ke Mabes Polri

Dikutip dari laman BMKG, Kepala Bidang Ramalan dan Jasa Geofisika pada BMG Jakarta, Budi Waluyo mengatakan, pusat gempa besar yang pertama terjadi berada di Samudera Pasifik pada posisi 1.1 Lintang Selatan dan 137.15 Bujur Timur, sekitar 110 km sebelah timur kota Biak atau sekitar 400 kilometer di bagian barat laut Jayapura.

Menurut catatan seismograf di PGN-BMG Jakarta, gempa tektonik berkekuatan 7.0 Skala Richter (SR).

Sementara itu laporan dari USGS (United States Geological Survey) menyebutkan, gempa terjadi pukul 05.59 GMT (12.59 WIB) dengan kekuatan 8.0 SR.

Menurut laporan dari BMKG, gempa dan tsunami yang terjadi di Biak kala itu merupakan suatu fenomena baru yang di luar dugaan karena daerah tersebut sebelumnya tidak tergolong sebagai daerah rawan tsunami.

Baca Juga: Anggap Tidak Cocok, Wali Kota Pariaman Tolak SKB 3 Menteri, Kemdagri: Tengok Kembali Sumpah Jabatan

Berdasarkan catatan Laboratorium Seismotektonik Jurusan Geofisika dan Meteorologi ITB, dari 1900-1995 tidak tercatat adanya tsunami di pantai utara Irian Jaya.

Kepala Laboratorium Seismotektonik Jurusan Geofisika dan Meteorologi ITB, Dr Nanang T Puspito menjelaskan jika selama 100 tahun itu Irian yang rawan gempa itu tidak timbul tsunami, artinya selama kurun waktu itu keretakan akibat gempa hanya terjadi di dalam kerak bumi, tidak pernah sampai ke muka dasar laut.

Pada tsunami Biak, pusat gempa amplitudo yang dihasilkan hanya setinggi 1-2 meter. Namun, karena gempa ini terjadi di laut dalam, maka terjadi pembesaran amplitudo.

Semakin dalam laut, jarak yang ditempuh gelombang semakin panjang sehingga amplitudo juga semakin besar.

Lokasi gempa sendiri, menurut Nanang memang terletak di Zona Seismotektonik Irian Jaya bagian utara yang cukup kompleks.

Di zona tersebut, imbuhnya ada dua aktivitas tektonik yang dominan yaitu aktivitas Sesar Sorong dan aktivitas Subduksi.

Baca Juga: Marsekal Hadi Tjahjanto: Perkembangan IPTEK Lahirkan Senjata Sosial

Sesar Sorong terletak memanjang arah timur-barat dari sebelah selatan Pulau Biak sampai ke sebelah utara Pulau Buru.

Aktivitas sesar Sorong menyebabkan terjadinya gempa-gempa dangkal (kedalaman pusat gempa kurang dari 60 km) dengan jenis pensesaran sesar geser ke arah kiri.

Elvis Romario

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah