PORTAL PAPUA-Panglima TNI Marsekal TNI Hadi Tjahjanto menyebut, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi (Iptek) saat ini telah melahirkan 'senjata sosial'. Disebutkan ada sebantak tiga elemen yang memanfaatkan medsos sebagai alat propaganda, yakni elemen dari front politik, front klandestin, dan front bersenjata.
"Saat ini juga terdapat perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah melahirkan 'senjata sosial' baru. 'Senjata sosial' baru ini hampir menjadikan kita semua ikut dalam media tersebut," kata Hadi Tjahjanto, saat membuka Rapat Pimpinan TNI Tahun 2021.
Baca Juga: 35 Ribu Pengungsi Korban Banjir di Subang dan Karawang Terima Ribuan Kotak Oranye
Menurut Hadi, kekuatan internet dan media sosial telah digunakan untuk menyebarkan paham radikalisme dan terorisme. Di mana dunia maya telah menjadi pusat untuk perekrutan generasi radikal dan teroris yang juga memanfaatkan media sosial untuk propaganda-propagandanya.
"Kita semua menyadari bahwa kekuatan internet dan medsos telah digunakan untuk menyebarkan paham radikalisme dan terorisme. Sebagai contoh adalah para aktor separatis Papua baik di front politik, front klandestin, dan bersenjata juga memanfaatkan media sosial untuk propaganda-propagandanya," ujar Panglima.
Selain itu media sosial (medsos) telah menjadi alat propaganda kelompok separatis Papua.
Dikatakannya, kelahiran 'senjata sosial' ini bahkan telah membuat masyarakat mengikuti kemauan senjata tersebut.
Baca Juga: Ramalan Zodiak CINTA Rabu 17 Februari 2021, Relasi Asmara Libra Masih Abu-abu
Dikatakannya, tentunya hal tersebut memiliki kekuatan untuk menggulirkan kerusuhan yang akan terjadi di beberapa negara seperti Eropa, Amerika Serikar Myanmar dan Thailand. Hal ini dinamakan sebagai kekuatan media sosial.
“Kekuatan media sosial telah menggulirkan kerusuhan di beberapa negara seperti Eropa, Amerika Serikat, Myanmar dan Thailand,” kata Hadi saat membuka Rapat Pimpinan TNI Tahun 2021 di GOR Ahmad Yani Mabes TNI, Cilangkap, Jakarta Timur, Selasa (16/2).