Kapolda Papua Beberkan Kronologi Insiden Pembakaran Pesawat di Intan Jaya

8 Januari 2021, 17:33 WIB
Kapolda Papua Irjen Pol Paulus Waterpauw. /ANTARA

 

PORTAL PAPUA - Pada Rabu, 6  Januari 2021 kemarin, terjadi insiden pembakaran pesawat terbang  Quest Kodiak milik maskapai  penerbangan Mission Aviation Fellowship (MAF) di Bandara Pagamba, Distrik Mbiandoga, Kabupaten Intan Jaya, Papua.

Berdasarkan pengakuan yang disampaikan oleh pilot pesawat Alex Luferchek kepada pihak kepolisian bahwa dalam insiden tersebut, diduga ada 10 orang yang tidak dikenal bersenjata api laras panjang dan laras pendek muncul secara tiba-tiba kemudian merusaki pesawat lalu membakarnya.

Namun, ada informasi lain yang diterima oleh pihak kepolisian bahwa seakan-akan insiden pembakaran pesawat itu terjadi akibat perebutan penumpang yang ingin naik ke dalam pesawat. Informasi yang sifatnya sepihak tersebut masih didalami kebenarannya.

Baca Juga: Tampil Modis Tanpa Batas, Ini 5 Resolusi Mode Kekinian 2021 yang Perlu Kamu Pelajari

Kepada awak media di Timika, Jumat 8 Januari 2021, Kepala Polda Papua, Inspektur Jenderal Polisi Paulus Waterpauw menyebut kronologi kasus perusakan dan pembakaran pesawat terbang MAF nomor registrasi PK-MAX itu setelah pilot Alex Luferchek, warga negara Amerika Serikat, memberikan keterangan kepada kepala Polres dan kepala Satuan Reskrim Polres Nabire,di Nabire, Kamis 7 Januari 2021.

Pesawat terbang Quest Kodiak itu diketahui lepas landas dari Bandara Nabire pada pukul 07.00 WIT, Rabu 6 Januari 2021, menuju Kampung Pagamba, Distrik Mbiondoga, Kabupaten Intan Jaya, dengan membawa dua orang penumpang dan bahan kebutuhan pokok atau bahan makanan.

Namun saat hendak mendarat di Bandara Kampung Pagamba, kondisi cuaca tidak mendukung sehingga pilot memutuskan untuk kembali ke Nabire.

Baca Juga: BLT Subsidi Gaji Rp600 Ribu Disalurkan Kemnaker, Ini 4 Alasan yang Sebabkan Pencairan Gagal

Selanjutnya sekitar pukul 09.00 WIT, pesawat terbang Quest Kodiak itu kembali terbang dari Bandara Nabire menuju Bandara Kampung Pagamba, Intan Jaya, dan berhasil mendarat secara mulus.

Saat pesawat terbang Quest Kodiak dalam posisi berhenti di landasan, tiba-tiba muncul sekitar 10 orang tidak dikenal dari balik semak-semak sekitar bandara dengan menenteng sejumlah senjata api laras panjang dan laras pendek.

Melihat itu, masyarakat yang berada di sekitar lapangan terbang langsung melarikan diri dan sekelompok orang bersenjata itu berjalan mendekati pesawat terbang Quest Kodiak itu.

Baca Juga: Salurkan APD dan Alat Uji Cepat Antigen, Panglima TNI Datang ke Papua

Mereka kemudian mengarahkan senjatanya kepada pilot, meminta dia keluar dari pesawat terbang Quest Kodiak dengan posisi ditodong senjata api lalu disuruh duduk di tanah.

Tak lama berselang, sekelompok kawanan bersenjata api itu menurunkan barang-barang dari dalam pesawat terbang. Setelah semua barang diturunkan, mereka merusaki pesawat terbang Quest Kodiak berbaling-baling tunggal itu dan kemudian membakarnya.

Adapun Luferchek (32) berhasil melarikan diri dari kawanan orang bersenjata itu ke Kompleks Gereja di Kampung Togai, dengan berjalan kaki sekitar tiga jam dari Bandara Kampung Pagamba.

Baca Juga: HARGA EMAS Hari Ini Jumat 8 Januari 2021, Emas Antam 2 Gram Rp1.965.000 di Pegadaian

Keesokan harinya yaitu pada Kamis 7 Januari 2021, Lufercheck dijemput dengan helikopter yang dipiloti Kapten Nathan Fagerlie, juga berkewarganegaraan Amerika Serikat, yang terbang dari Bandara Wamena menuju Bandara Nabire.

Fagerlie diketahui merupakan penanggung jawab pilot MAF di Bandara Wamena.

Waterpauw mengakui menerima informasi lain yang masih perlu diperiksa kembali kembali kebenarannya terkait penyebab insiden perusakan dan pembakaran pesawat terbang Quest Kodiak MAF di Intan Jaya itu.

Baca Juga: GAVI dan COVAX Facility Dukung Indonesia Dapat Vaksin Gratis, Kemenkes dan Kemenkeu Turut Berandil

"Ada informasi lain yang kami terima bahwa seakan-akan itu terjadi akibat perebutan penumpang yang ingin naik ke dalam pesawat. Tapi informasi sifatnya sepihak yang perlu kami dalami kebenarannya. Tapi saudara Alex Luferchek sebagai korban mengaku hanya tahu sesaat setelah mendarat ada sekelompok orang bersenjata api muncul dari semak-semak," kata Waterpauw seperti diberitakan Antara.*** (Elvis Romario)

 

Editor: Ade Riberu

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler