Bandung Kota Kembang, Belajar Menjadi Warga Kota yang Baik

- 9 Agustus 2022, 10:13 WIB
Ilustrasi kembang api perayaan tahun baru 2021.
Ilustrasi kembang api perayaan tahun baru 2021. /Pexels/designcologist

PORTAL PAPUA  -  Usahakanlah kesejahteraan kota ke mana kamu Aku buang, dan berdoalah untuk kota itu kepada TUHAN, sebab kesejahteraannya adalah kesejahteraanmu. (Yeremia 29:7)

Kota Bandung sebagai ibukota Jawa Barat adalah salah satu kota besar di Indonesia yang selain terkenal indah, berudara sejuk juga sarat makna.

Selain Paris van Java, Bandung turut dikenal dengan sebutan kota kembang. Hal ini karena keindahan alamnya yang menyerupai bunga saat mekar. Selain itu, konon istilah 'Kota Kembang' muncul usai Kongres Pengusaha Gula di tahun 1885 yang dikaitkan dengan 'kembang' dalam pengertian yang lain.

Baca Juga: Inilah Sambutan Menlu Antony Blinken dan Menlu Retno Marsudi Sebelum Pertemuan Tingkat Menteri AS

Selanjutnya Bandung dikenal karena peristiwa Konferensi Asia Afrika tahun 1955 yang mempertemukan negara-negara Asia dan Afrika yang baru saja mendapatkan kemerdekaan. Konferensi ini dianggap bersejarah yang membuat kota Bandung terkenal ke manca negara.

Lalu peristiwa heroik tahun 1946 saat rakyat menolak menyerah kepada pihak Sekutu dengan membumihanguskan Bandung yang dikenal sebagai 'Bandung lautan api' dan masih banyak hal yang menarik untuk dibahas mengenai Bandung kota Kembang.

Namun dalam percakapan dengan beberapa teman selama keberadaan saya di kota ini bulan lalu, terutama ketika pembicaraan kita mengenai kondisi kota masing-masing ada hal yang menarik. Muncul pujian buat kota Surabaya, sementara keluhan buat Bandung. Keluhan mengenai kemacetan, sampah di mana-mana dan sarana prasarana kota yang tidak memadai dan tidak berfungsi dengan baik, trotoar yang dikuasai pedagang kaki lima. Selain itu, pelayanan instansi-instansi yang terkesan masih tidak lancar.

Bahkan beberapa waktu yang lalu kritikan seorang warga Bulgaria yang tinggal di Bandung sempat viral. Dia menyebut Bandung sebagai 'the city of pig' karena warganya dianggap hidup tidak lebih bersih dari babi terkait dengan berserakannya sampah di mana-mana.

Dan dia tidak hanya mengkritik, tetapi juga melakukan aksi nyata dengan memungut sampah yang ditemuinya. Menanggapi hal ini, warga Bandung malah berkilah bahwa pendatanglah yang membuat kota Bandung menjadi kotor dan kumuh. Dengan demikian seiring berlalunya waktu, kota Bandung tidak mengalami perbaikan apapun.

Sekarang, mungkin anda termasuk orang yang mengeluh dengan kondisi kota tempat tinggal anda, tetapi yang menjadi pertanyaan, apa kontribusi anda bagi kebaikan dan kesejahteraan kota anda.

Baca Juga: Menhub Budi Karya Sumadi Ajak Pemangku Kepentingan Jaga Kinerja Positif Disektor Transportasi

Memang seorang diri kita tidak bisa membuat kemajuan-kemajuan yang spektakuler tetapi setidaknya kita tidak berkontribusi merusak yang ada. Sebagai contoh, apakah kita ikut menjaga kebersihan dengan tidak membuang sampah sembarangan, mentaati aturan-aturan berlalu lintas dan sebagainya.

Sesuai ayat bacaan hari ini, kesejahteraan kota tidak hanya tergantung pada pemerintah kota, tetapi juga masyarakatnya. Seandainya setiap anak Tuhan di suatu kota berkontribusi positif, maka tentu akan berdampak signifikan dan tidak hanya berkeluh-kesah dengan kondisi yang ada. Halleluyah. (LS)

Questions:
1. Apakah anda termasuk orang yang suka komplain dengan kondisi kota anda?
2. Apa kontribusi nyata yang anda sudah lakukan agar komplain anda ada solusinya?

Values:
Seandainya setiap anak Tuhan di suatu kota berkontribusi positif, tentu akan berdampak signifikan.

Baca Juga: Menhub Budi Karya Sumadi Ajak Pemangku Kepentingan Jaga Kinerja Positif Disektor Transportasi

Kingdom Quote:
Sebatang lilin yang menyala lebih baik dari kegelapan.
“Sebab TUHAN berkenan kepada umat-Nya,
Ia memahkotai orang-orang yang rendah hati dengan keselamatan.”
__ Mazmur 149.4

Yesus meninggalkan surga dan menjadikan diri-Nya seorang hamba. Dia melakukannya untuk memungkinkan yang terakhir menjadi yang pertama, hamba menjadi yang terbesar, dan yang terkecil menjadi yang paling penting.

Orang yang arogan, kasar dan berkuasa merasa mudah untuk menolak panggilan Kristus selama berabad-abad — bagi mereka, Yesus mati untuk orang berdosa dan lemah sedangkan mereka adalah orang "penting" dan tidak membutuhkan Juruselamat.

Namun, hanya mereka yang rendah hati lah yanh menemukan Yesus sebagai Juruselamat, Penakluk, Raja, dan Sahabat. Tuhan senang dengan orang-orang yang rendah hati hati dan senang berbagi keselamatan-Nya dengan mereka. Bagaimana kondisi hatimu hari ini?.***

Editor: Eveerth Joumilena

Sumber: King's Sword


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah