Wikan Sakarianto Sebut Kemendikbud Fokus Pendidikan Vokasi Sarjana Terapan hingga Doktor Terapan

16 Februari 2021, 15:50 WIB
Kemendikbud bersama Google kembali hadirkan Program Bangkit 2021. /Pixabay/StartupStockPhotos

PORTAL PAPUA - Dirjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud, Wikan Sakarinto mengatakan, ke depan, Ditjen Pendidikan Vokasi Kemendikbud akan fokus pada SMK-D2 fast track, D4, Program Magister Terapan, dan Doktor Terapan.

Dikatakannya, Pendidikan Vokasi erat dikaitkan dengan pendidikan yang melahirkan para “tukang”. “Tukang” yang dimaksud adalah “tukang” yang mempunyai tingkat kemampuan sangat besar dibandingkan tukang pada umumnya.

Baca Juga: BREAKING NEWS: MK Menolak Gugatan Paslon Yance - Felix di Pilkada Sorong Selatan

“Mereka ini yang nantinya akan menjadi inovator, 'creator', manajer lapangan dan lainnya,” ujar Wikan, sebagaimana dilansir ANTARA, Selasa 16 Februari 2021.

Dikatakan Wikan, karena banyaknya perusahan industri yang belum mengenal Program Vokasi Sarjana Terapan Diploma 4, sehingga pihaknya dalam waktu dekat akan melakukan sosialisasi mengenai Program Vokasi seperti D4 ke industri tersebut. Kemendikbud juga mendorong Program D3 di Perguruan Tinggi Vokasi (PTV) ditingkatkan menjadi D4. Pembentukan Program D4 tersebut dilakukan bersama dengan industri, UMKM, maupun Pemerintah Daerah (Pemda).

Baca Juga: Wamen PUPR, Jhon Wempi Watipo Sebut Akan Manfaatkan Tailing Freeport Untuk Mendukung Infrastruktur di Papua

"Tujuannya untuk mengenalkan Program D4 ke industri. Dirinya mengakui bahwa masih banyak industri yang belum mengenal Program D4," tuturnya.

Sementara itu, dijelaskannya, Program Diploma 4 memiliki status yang sama dengan Program Sarjana Strata 1. Perbedaannya terletak pada keterampilan atau skil masing-masing. Program Sarjana Terapan atau D4 memiliki keahlian praktek di lapangan yang sudah tidak diragukan lagi, sedangkan Program Sarjana Strata 1 memiliki keahlian teori yang sangat baik. Selain itu keduanya, sama-sama menempuh waktu kuliah selama 4 tahun.

"Program D4 juga lebih banyak mempelajari kemampuan non teknis atau soft skill dibandingkan kemampuan teknis atau hard skill," tuturnya.

Baca Juga: Wamen PUPR Jhon Wempi Agendakan Kawasan Perbatasan Papua Jadi Tempat Upacara HUT RI

Ditambahkan, diperlukan pula pembelajaran kemampuan nonteknis di kampus seperti kemampuan komunikasi, karena lulusan D4 merupakan calon pemimpin di masa depan.

"Oleh sebab itu, saya meminta perguruan tinggi dalam negeri untuk penyusunan kurikulumnya tidak menitikberatkan pada hard skill," pungkasnya.*** (Rafael Fautngiljanan)

Editor: Atakey

Sumber: ANTARA

Tags

Terkini

Terpopuler