Mutiara Hitam, dalam Dokumen Sejarah di Tanah Papua

- 22 April 2022, 23:08 WIB
Skuad legenda tim Mutiara Hitam, Timo Kapisa dkk
Skuad legenda tim Mutiara Hitam, Timo Kapisa dkk /

 

PORTAL PAPUA -- Timo Kapisa, Johanes Auri dan kawan kawannya bermain gemilang menerjang lawan dan selalu menang. Persipura Mutiara Hitam………. Persipura Mutiara Hitam.

Itulah lantunan syair dan lagu dari tim berjuluk 'Mutiara Hitam' Persipura Jayapura, ketika Hengky Heipon dan kawan kawan mengandaskan tim Macan Kemayoran dalam babak final Piala Seoharto Cup.

Buku berjudul “Persipura Mutiara Hitam” sepak bola dari Negeri Cenderawasih, karya Frits Ramandey dan kawan kawan menyebutkan Piala Soeharto III/1976 Persipura juara. “Waktu itu Senin, 19 April 1976 di Senayan Jakarta Persipura mengalahkan Persija dengan skor 4-3. Adapun gol yang dilesakan masing-masing oleh Nico Patipeme kanan luar Persipura (menit ke 11), Jacobus Mobilala striker muda Persipura (menit ke 27), Pieter Aitamuna kiri luar Persipura (31) dan gol terakhir striker utama Persipura Timo Kapisa (menit ke 67) sedangkan gol balasan Persija masing-masing dicetak oleh kapten timnas Indonesia Iswadi Idris (41 dan 90) dan striker timnas Risdiyanto (menit ke 36).

Nico Ramandey mantan gelandang bertahan yang  berduet dengan Rully Nere di Persipura Junior menuturkan saat itu ribuan warga Papua hanya mendengar siaran langsung melalu Radio Republik Indonesia (RRI) dengan suara yang agak terganggu maklum melalui gelombang Short Wave atau SW1 dan SW2 kala itu. “Namun warga tetap puas mengikuti kehebatan Persipura melalui siaran langsung dari RRI Jakarta,”katanya mengenang kehebatan Timo Kapisa dan Yohanes Auri.

Prestasi meraih juara Soeharto Cup, tim berjuluk Mutiara Hitam diarak keliling kota Jayapura dan menerima hadiah sebuah motor Honda CB 100 dan rumah bagi para pemain di Tanjung Ria Base G Kota Jayapura dari pemerintah Provinsi Irian Jaya kala itu.

Group Band Black Brothers pun tak mau ketinggalan memberi judul lagu Persipura Mutiara Hitam sesuai julukan tim Papua asal Kota Jayapura itu. Yohanes Auri menuturkan saat itu manager Black Brother Andy Ayamiseba mengontaknya bahwa Group Black Brother akan membuatkan lagu dan syair yang akan memakan nama Yohanes Auri dan Timo Kapisa.

Lagu Black Brothers yang dinyanyikan dan ditulis oleh Hengky Mirantoni gitaris Black Brothers ini menjadi lagu kebangsaan Persipura Mutiara Hitam setiap kali Boaz dan kawan kawan turun di medan laga dalam kompetisi liga di Indonesia. Dari nama para pemain Persipura hanya Timo Kapisa dan Yohanes Auri yang disebut.

Buku Karya Frits Ramandey dan kawan - kawan ( Aji Kota Jayapura )
Buku Karya Frits Ramandey dan kawan - kawan ( Aji Kota Jayapura )
Skor.id pernah mewawancari legenda Persipura dan Perseman Manokwari itu Yohanes Auri di kediamannya di Jakarta pada 11 Agustus 2020. “Black Brothers itu keluarga kami,”kata Auri. “Saat saya dan Timo Kapisa sedang di Ragunan, mereka mengabarkan akan membuatkan lagu buat Persipura,”kata Auri menambahkan. Lagu itu berkisah tentang Yohanes Auri, Timo Kapisa dan kawan kawan juara Piala Soeharto Cup 1976 di Jakarta.

Ketika Persipura meraih juara Liga Indonesia 2005-2006 dibawah asuhan pelatih M Rahmad Darmawan, Eduard Ivakdalam dan kawan kawan meraih juara dan mengalhakan Persija di Stadion Utama Senayan Jakarta dengan skor 3-2.

Frits Ramandey dan kawan kawan dalam buku Persipura Mutiara Hitam menulis pada Minggu 25 September 2005, penantian selama 25 tahun (1976-2005)  terbayar sudah tatkala Eduard Ivakdalam dan kawan kawan mengalahkan Persija Jakarta dengan skor 3-2. Boaz mencetak gol menit ke17, selanjutnya Korinus Fingkreuw menit ke 83 dan terakhir Ian Luis Kabes menit ke 111. Sedangkan gol balasan Persija dilesakan masing masing oleh Agus Indra menit ke 9 dan Franscis Mawengkan pada menit ke 54. Dalam laga final Boaz T Solossa berhadapan langsung dengan abang kandungnya Ortisan Solossa yang saat itu memperkuat tim berjuluk Macan Kemayoran.

Kemenangan ini sambut pula dengan terciptanya sebuah lagu tentang Persipura yang ditulis oleh Pdt Rainer Schunenmann berjudul “Indahnya Persipura.” Pdt Rainer menulis syairnya antara lain, “Dua puluh lima tahun kita menanti. Sampai Mutiara Hitam bersinar lagi. Persipura kau sungguh bahagiakan hati syukur Tuhan buat kemenangan ini.

Grup Band Legendari asal Papua, Black Brother
Grup Band Legendari asal Papua, Black Brother
Pace mace tumpah di jalan. Semua bersuka dan goyang yospan tara lain yang akum au.

Indahnya hari ini Persipura ku menang lagi. Indahnya hari ini. Persipura ku menang lagi. Melihat kau telah menang.

Halaman:

Editor: Silas Ramandey


Tags

Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x