Dia juga menceritakan pengalaman menarik berkat buku-buku yang ditulisnya saat berada di dalam penjara.
“Salah satu karna buku-buku itu, makanya kemudian New York Times tuh pernah waktu merayakan kebebasan (Nelson) Mandela, dia ngumpulin aktivis-aktivis yang pernah di penjara rezim-rezim totaliter seluruh dunia,” tutur Fadjroel Rachman .
“Kami disuruh menulis, membuat tulisan untuk Mandela, dan aku salah satunya Ded. Bahagia banget Ded, masuk New York Times untuk keperluan Mandela,” ujarnya menambahkan.
Ketika membahas mengenai apa hal menarik dalam penjara Fadjroel Rachman , menuturkan bahwa kita bisa mengetes ruang kebebasan kita sendiri.
Baca Juga: Termahal dari Negara Lain, Harga PS5 di Indonesia Capai 8 Juta Rupiah
“Mereka menyempitkan di dalam fisik, tetapi kita bisa meluaskan diri di dalam pikiran,” ucapnya.***