Motif Balas Dendam Latar Belakangi Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

- 29 Maret 2021, 07:37 WIB
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau lokasi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu 28 Maret 2021.
Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo saat bersama Panglima TNI Marsekal Hadi Tjahjanto meninjau lokasi bom bunuh diri di depan Gereja Katedral Makassar, Sulawesi Selatan pada Minggu 28 Maret 2021. /Dok Humas Polda Bali

PORTAL PAPUA-Berdasarkan hasil pengamatan dari beberapa lembaga dan pengamat terorisme di Indonesia, diduga kuat bahwa motif utama dari aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar pada Minggu, 28 Maret 2021 adalah balas dendam.

Lembaga Kajian Strategis Kepolisian Indonesia (Lemkapi) menilai aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar merupakan aksi balas dendam dari suatu jaringan teroris di Indonesia setelah polisi aktif menjaring beberapa terduga teroris di berbagai wilayah.

Baca Juga: Pernyataan Sikap Keprihatinan Ormas Katolik Terkait Peristiwa Bom Bunuh Diri di Gereja Katedral Makassar

Salah satunya ialah penangkapan 26 terduga teroris Jamaah Ansharut Daulah (JAD) baru-baru ini oleh Densus 88 Antiteror Polri karena diduga masuk dalam jaringan ISIS.

Penangkapan 26 terduga teroris tersebut yang terdiri dari 23 laki-laki dan 3 perempuan diduga kuat melatarbelakangi aksi bom bunuh di Gereja Katedral Makassar.

Baca Juga: Formasi Non Guru Untuk CPNS dan PPPK Ada 83.000 Pusat dan 189.000 Daerah

Berdasarkan keterangan dari salah satu pengamat terorisme, Ridlwan Habib, aksi bom bunuh diri tersebut merupakan bentuk balas dendam terhadap pihak Kepolisian yang telah menangkap sejumlah anggota mereka. Selain itu, Ridlwan menilai bahwa aksi bom bunuh diri ini sengaja dilakukan untuk menciptakan konflik horizontal.

"Aksi bom bunuh diri ini merupakan aksi balas dendam. Para teroris sebenarnya mau menunjukkan bahwa mereka masih ada, meskipun sejumlah anggota mereka telah diringkus aparat Kepolisian. Mereka sebenarnya mau menciptakan semacam konflik horizontal," jelas Ridlwan Habib di hadapan media pada Minggu 23 Maret ,2021.

Baca Juga: Pasca Bom Bunuh Diri Kapolda Minta Kapolres Tingkatkan Pengamanan Rumah Ibadah

Selain itu, pengamat Intelijen dan Terorisme Nasional, Al Chaidar juga membenarkan bahwa aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dilakukan oleh jaringan JAD. Aksi itu, menurut Chaidar, merupakan serangan terencana dengan motif balas dendam.

"Bisa dikategorikan sebagai serangan terencana balas dendam," kata Chaidar di hadapan media pada Minggu 28 Maret 2021.

Selain itu, kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme 
(BNPT), Komjen Pol Boy Rafli dalam siaran pers pada Minggu 28 Maret 2021, menjelaskan bahwa saat ini pihaknya, dalam hal ini tim penyidik Polri, sedang mencari korelasi dari aksi bom bunuh diri di Gereja Katedral Makassar dengan penangkapan 26 terduga teroris oleh Densus 88 Antiteror Polri beberapa waktu lalu.

Baca Juga: Koperasi Bisa Jadi Lembaga Pembiayaan untuk Pelaku UMKM

Boy Rafli juga membeberkan bahwa ada dugaan kuat tentang motif balas dendam oleh kelompok JAD dalam aksi bom bunuh diri tersebut terkait sejumlah anggotanya yang ditangkap oleh tim Densus 88 Antiteror Polri.

"Tim penyidik Polri masih mencari korelasi dari aksi bom bunuh diri tersebut. Dugaan-dugaan ke arah tersebut cukup kuat. Namun, tim penyidik masih memperdalam kasus ini," ujar Boy Rafli.

Memang, dari sejumlah pengamatan pada sebuah video ledakan aksi bunuh diri di Gereja Katedral Makassar, jaringan JAD diduga kuat sebagai dalang di balik aksi tersebut.

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x