Selain itu, Vaksin Nusantara disebukan sebagai rebranding dari vaksin Joglosemar, vaksin COVID-19 yang berbasis sel dendritik. Dari sisi teknologi, penggunaan sel dendritik memungkinkan vaksin ini diproduksi secara personalized, disesuaikan dengan kondisi tiap pasien.
Kelebihan ini sekaligus menjadi kekurangan Vaksin Nusantara. Menurut sejumlah pakar biologi molekular, teknologi sel dendritik yang sebelumnya lazim dipakai pada terapi kanker, terlalu rumit diterapkan untuk mengatasi pandemi COVID-19.
Baca Juga: Simak Sejumlah Kiat dari Pakar Otomotif UGM Tangani Mobil yang Terendam Banjir
Karenanya, Vaksin Nusantara ini cocok diberikan pada individu dengan penyakit komorbid yang tidak bisa mendapatkan vaksin biasa.
Meskipun sama-sama merupakan buatan anak Indonesia, Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih sama-sama memiliki perbedaan pada pengembangannya.
Kedua vaksin Covid-19 ini, selain dari sisi teknologi yang mengusungnya, juga terdapat adanya perbedaan pada pihak yang terlibat dalam pengembangannya.*** (Rafael Fautngiljanan)