Hasil Karya Anak Indonesia, Ini Perbedaan Vaksin Merah Putih dan Vaksin Nusantara

- 22 Februari 2021, 17:27 WIB
 Ilustrasi vaksin Covid-19.
Ilustrasi vaksin Covid-19. /PEXELS/Nataliya Vaitkevich

PORTAL PAPUA – Di tengah wabah pandemi Covid-19, Indonesia diperkenalkan dengan adanya penemuan dua vaksin buatan anak bangsa. Kedua vaksin tersebut antara lain ialah Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih.

Vaksin Nusantara digagas pada akhir 2020, ketika Terawan Agus Putranto masih menjabat sebagai Menteri Kesehatan.

Jika Vaksin Nusantara adalah nama vaksin, Vaksin Merah Putih sebenarnya tidak merujuk pada satu jenis vaksin saja, melainkan sekelompok kandidat vaksin yang dikembangkan oleh konsorsium riset di bawah naungan Kementerian Riset dan Teknologi/Badan Riset dan Inovasi Nasional.

Baca Juga: Warga hingga Politisi Partai Pengusung Jemput Bupati dan Wakil Bupati Terpilih Kabupaten Kaimana

Selain itu, Vaksin Nusantara diketahui telah dikembangkan oleh para ilmuwan dari Universitas Diponegoro (Undip), Semarang, dengan menggandeng PT Rama Emerald Multi Sukses (Rama Pharma), bekerja sama AIVITA Biomedical Inc asal California, Amerika Serikat.

Sedangkan untuk Vaksin Merah Putih, di dalam konsorsium ada 7 lembaga yang turut mengembangkan Vaksin Merah Putih yang masing-masing dengan platform yang berbeda. Dari 7 lembaga tersebut, 5 di antaranya berada di bawah perguruan tinggi. Di lain sisi, definisi Vaksin Merah Putih dikenal sebagai vaksin (corona) yang bibitnya telah diteliti dan dikembangkan di Indonesia.

Diketahui, ada dua pengembangan Vaksin Merah Putih di luar perguruan tinggi, seperti Lembaga Biologi Molekuler Eijkman Platform Sub unit protein rekombinan (mamalia) Sub unit rekombinan (yeast) dan Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI).

Baca Juga: Terpapar COVID-19, Ashanti Buat Wasiat dan Mengaku Ingin Bangun Silahturahmi dengan Krisdayanti

Pendanaan riset Vaksin Nusantara mendapat dukungan dari Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes) Kemenkes.

Selain itu, Vaksin Nusantara disebukan sebagai rebranding dari vaksin Joglosemar, vaksin COVID-19 yang berbasis sel dendritik. Dari sisi teknologi, penggunaan sel dendritik memungkinkan vaksin ini diproduksi secara personalized, disesuaikan dengan kondisi tiap pasien.

Kelebihan ini sekaligus menjadi kekurangan Vaksin Nusantara. Menurut sejumlah pakar biologi molekular, teknologi sel dendritik yang sebelumnya lazim dipakai pada terapi kanker, terlalu rumit diterapkan untuk mengatasi pandemi COVID-19.

Baca Juga: Simak Sejumlah Kiat dari Pakar Otomotif UGM Tangani Mobil yang Terendam Banjir

Karenanya, Vaksin Nusantara ini cocok diberikan pada individu dengan penyakit komorbid yang tidak bisa mendapatkan vaksin biasa.

Meskipun sama-sama merupakan buatan anak Indonesia, Vaksin Nusantara dan Vaksin Merah Putih sama-sama memiliki perbedaan pada pengembangannya.

Kedua vaksin Covid-19 ini, selain dari sisi teknologi yang mengusungnya, juga terdapat adanya perbedaan pada pihak yang terlibat dalam pengembangannya.*** (Rafael Fautngiljanan)

Editor: Ade Riberu


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah