Ia akhirnya dirawat di rumah sakit milik kenalannya di Mranggen, kabupaten Demak, sebelah timur Semarang pada tanggal 22 Desember.
Pada hari yang sama, Santoso kemudian dipindahkan ke lantai atas karena telah dinyatakan sembuh. Namun, setelah diperiksa keesokan harinya, Santoso justru sulit bernafas hingga ia harus dimasukkan ke ICU non Covid dan dipasangi ventilator. Setelah diperiksa oleh dokter, D-dimer santoso berada pada level 6.000. Pada tanggal 1 Januari 2021, Santoso harus meninggal dunia, karena D-dimernya.
Baca Juga: Daftar Calon Penerima Piala Oscar 2021, Ada 15 Film Dokumenter Masuk Nominasi
Menurut keterangan Prof Dr. Med Puruhito, dr SpB TKV, ahli bedah jantung terkemuka dari Unair Surabaya, D-dimer sangat berbahaya dan menakutkan para dokter yang bertugas di ICU saat ini.
Menurutnya, keberadaan D-dimer hingga saat ini masih terus diselidiki tim dokter hingga bagaimana cara mengatasinya.*** (Rafael Fautngiljanan)