Usai Sembuh dari Covid-19, Santoso Widjaya Meninggal Dunia Diduga Akibat D-dimer

10 Februari 2021, 12:33 WIB
Ilustrasi Covid-19 atau virus Corona. /PIXABAY/Gerald Altmann

PORTAL PAPUA - Santoso Widjaya, pria umur 63 tahun yang bekerja sebagai kontraktor listrik harus menemukan ajalnya ketika dirawat di salah satu rumah sakit di Kota Semarang, usai terpapar Covid-19.

Kematian Santoso bukan disebabkan karena Covid-19, namun diduga karena D-dimernya mencapai batas maksimal level 6000.

Santoso meninggal dunia dan meninggalkan 2 orang anak dan istrinya yang baru saja sembuh setelah seminggu dinyatakan positif Covid-19.

Baca Juga: Tukang Ojek Tewas Dibacok Senjata Tajam oleh 6 Pelaku Diduga KKB di Puncak Jaya, Papua

Dikenal oleh Swanniwati istrinya sebagai sosok yang jarang sakit, bahkan menurut pengakuan istrinya, Santoso tidak pernah sakit dan tidak pernah dirawat hingga ke rumah sakit. Baru kali ini, istrinya mendapati suaminya harus berurusan dengan rumah sakit akibat Covid-19 yang dideritanya.

"Suami saya itu tidak pernah sakit. Tidak pernah masuk rumah sakit," ujar Swanniwati.

Menurut keterangan Swanniwati, pada tanggal 9 Desember 2020 lalu, mereka sekeluarga dirawat di salah satu rumah sakit di Semarang setelah dinyatakan positif Covid-19. Pada 21 Desember setelah dilakukan pemeriksaan swab berulang kali, Santoso dinyatakan sembuh oleh pihak rumah sakit dan diperbolehkan pulang ke rumah oleh dokter.

Baca Juga: Semakin Ribet, Stefan William Kedapatan Unfollow Celine Evangelista di Instagram

Swanniwati mengakui, saat itu ia tidak memperbolehkan suaminya pulang setelah dinyatakan sembuh. Begitu juga dirinya sendiri. Swanniwati yang kesehariannya dikenal sebagai penjual obat herbal itu juga dinyatakan sembuh. Namun, ia tidak memilih pulang ke rumah karena menginginkan agar ia lebih sehat.

Ia akhirnya dirawat di rumah sakit milik kenalannya di Mranggen, kabupaten Demak, sebelah timur Semarang pada tanggal 22 Desember.

Pada hari yang sama, Santoso kemudian dipindahkan ke lantai atas karena telah dinyatakan sembuh. Namun, setelah diperiksa keesokan harinya, Santoso justru sulit bernafas hingga ia harus dimasukkan ke ICU non Covid dan dipasangi ventilator. Setelah diperiksa oleh dokter, D-dimer santoso berada pada level 6.000. Pada tanggal 1 Januari 2021, Santoso harus meninggal dunia, karena D-dimernya.

Baca Juga: Daftar Calon Penerima Piala Oscar 2021, Ada 15 Film Dokumenter Masuk Nominasi

Menurut keterangan Prof Dr. Med Puruhito, dr SpB TKV, ahli bedah jantung terkemuka dari Unair Surabaya, D-dimer sangat berbahaya dan menakutkan para dokter yang bertugas di ICU saat ini.

Menurutnya, keberadaan D-dimer hingga saat ini masih terus diselidiki tim dokter hingga bagaimana cara mengatasinya.*** (Rafael Fautngiljanan)

Editor: Ade Riberu

Tags

Terkini

Terpopuler