Lembah Balem Papua dan Potongan Kisah Bakar Batu Kaum Muslim: Toleransi Dinamis yang Kian Mengakar

- 11 Mei 2021, 08:45 WIB
FOTO ilustrasi upacara bakar batu.*/TRIPHOLIDAY
FOTO ilustrasi upacara bakar batu.*/TRIPHOLIDAY /

Komunitas muslim Dani menggantinya dengan ayam kampung atau ayam broiler yang di Papua disebut dengan ayam es.

"Saat melakukan bakar batu, laki-laki menyusun batu di atas susunan kayu kering kemudian ditutupi dengan daun-daun serta rumput kering untuk selanjutnya dibakar. Tidak jauh dari lokasi batu dibakar, sebelumnya sudah dibuat sebuah kubangan dalam tanah," katanya.

Batu panas hasil pembakaran kemudian ditata merata di dalam lubang, selanjutnya di atas permukaan batu panas disusun berbagai jenis bahan pangan seperti sayuran, keladi, ubi jalar, singkong, pisang dan ayam. Bahan pangan ini kemudian ditutup dengan daun ubi jalar atau sayur-sayuran lainnya.

Baca Juga: Innalilahi, Eks Wakil Sekjen MU, Tengku Zulkarnain Meninggal Dunia karena Covid-19

Bahan pangan ini akan matang dari panas panas yang bersumber dari batu. Setelah semua bahan pangan disusun, tumpukan makanan itu kemudian ditutup rapat dan kemudian meletakkan lagi batu panas. Setelah tiga jam, kemudian dibuka dan semua bahan makanan pun sudah matang dan siap disantap.

Dalam tradisi bakar batu menyambut ramadan ini biasanya dilakukan di halaman masjid atau mushola. Dalam pelaksanaanya dilakukan secara bergotong royong, melibatkan Suku Dani yang beragama Nasrani.

Pelajaran berharga yang dapat diambil dari kehidupan beragama di Lembah Baliem adalah rasa toleransi beragama yang tinggi. Selain itu tradisi warisan leluhur masih dipertahankan.

Halaman:

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x