Network
PORTAL PAPUA - Sebagai bagian dari program Diplomasi Musik Global untuk menggunakan musik sebagai alat untuk mempromosikan perdamaian dan demokrasi, Departemen Luar Negeri (Deplu) Amerika Serikat (AS) memberikan 10 hibah berupa pendanaan kepada alumni pertukaran musik internasional OneBeat. Salah satu alumni yang menerima hibah Akselerator pada tahun 2024 ini berasal dari Indonesia, tepatnya asal Kota Merauke, Papua.
Septina Rosalina Layan, seorang pemudi yang lahir dan besar di Merauke ini, merancang program bernama Sound Artifact Residency, yang tujuannya melestarikan pengetahuan lokal, tradisi nyanyian dan musik di Merauke, Papua Selatan, melalui penelitian dan dokumentasi nyanyian tradisional dan hubungannya dengan lagu-lagu liturgi gereja.
Septina Rosalina Layan akan melakukan analisis melodi dan musik dari salah satu suku asli di Merauke, yaitu Suku Malind, dan mendokumentasikannya ke dalam buku lagu dan transkripsi musik. “Saya menggali tentang nyanyian inkulturasi dari nyanyian tradisi Malind dan dari proses residensi itu akan disusun nyanyian liturgi dalam bahasa Malind yang menggunakan modus karakteristik ritme dari lantunan Malind itu sendiri,” katanya dalam wawancara hari Rabu (6/26/2024).
OneBeat adalah program pertukaran musik multinasional dari Departemen Luar Negeri AS yang mempertemukan musisi dari seluruh dunia untuk berkolaborasi secara kreatif untuk menciptakan pemahaman lintas budaya. Musisi berkolaborasi dalam musik baru dan mengembangkan strategi untuk mengatasi tantangan bersama yang diharapkan akan berdampak positif pada komunitas lokal di Amerika Serikat dan di negara-negara lain.
Septina Rosalina Layan menceritakan bahwa Ia mengikuti program OneBeat Borneo di Kalimantan Barat pada tahun 2023. “Saya tertarik dengan OneBeat karena [program ini] tidak hanya berbicara tentang musik tetapi lingkungan, sosial, dan pendidikan juga. Puji Tuhan saya lolos dan dapat bertemu dengan teman-teman asal Malaysia, Amerika Serikat, dan lain-lain,” katanya.
Setelah partisipasinya di program OneBeat Borneo, tahun ini Septina beruntung menjadi salah satu alumni yang mendapatkan dana hibah program akselerator OneBeat. Dia akan segera memulai program residensinya ini. Dia akan mengumpulkan masyarakat adat dan para tua-tua untuk melakukan penelitian musiknya. “Program residensi ini langsung berhubungan dengan masyarakat adat, dengan orang tua-tua sebagai pelaku atau penutur natif speaker dari lantunan musik,” katanya.
Septina percaya bahwa program yang dia akan lakukan ini akan membuat para pemuda tertarik. Dia juga akan melibatkan anak-anak muda dari Malind untuk mempersiapkan karya musik ini yang akan ditampilkannya dalam progam “Indonesia Bertutur” di Bali pada Agustus mendatang. “Saya ingin membuka pemikiran anak muda untuk terus mencintai budaya dengan mempelajari dan menggali tradisi musik,” katanya.
Dia berharap kedepan bahwa program ini akan semakin inklusif dan mendapatkan dukungan dari talenta-talenta pemuda dalam kolaborasi. Dia juga berharap dapat melanjutkan program ke suku-suku lain di Merauke.
