Staf Khusus Presiden RI, Billy Mambrasar Jumpa Mahasiswa Asal Papua di Rusia, Lepas Rindu Cinta Tanah Air

- 12 Maret 2024, 15:44 WIB
Bertemu dengan kaka Billy Mambrasar. Dalam pertemuan ini hadir juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Bapak Jose Antonio Morato Tavares,” ujar Presiden Imapa Rusia-Belarus Reef Sweny kepad kepada media Online ini melalui rilis resmi, Senin (11/3/2024).
Bertemu dengan kaka Billy Mambrasar. Dalam pertemuan ini hadir juga Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Bapak Jose Antonio Morato Tavares,” ujar Presiden Imapa Rusia-Belarus Reef Sweny kepad kepada media Online ini melalui rilis resmi, Senin (11/3/2024). /

Reef menambahkan, di hadapan Staf Khusus Presiden Bidang Inovasi, Pendidikan dan Daerah Terluar bernama lengkap Gracia Billy Yosaphat Mambrasar, pihaknya menyampaikan bahwa di Rusia saat ini terdapat 86 mahasiswa dan mahasiswi asal Papua.

Puluhan mahasiswa dan mahasiswa bumi Cendrawasih itu tengah berkuliah, menimba ilmu di berbagai perguruan tinggi bergengsi di Moscow, ibu kota Rusia dan beberapa kota lain di negara pimpinan Presiden Vladimir Vladimirovich Putin.

“Saya juga atas nama rekan-reman menyampaikan terima kasih diberikan waktu bertemu kaka Billy. Dari sharing kami juga berdiskusi dan belajar banyak hal baru sekaligus mengenal beliau lebih jauh. Kaka Billy menyampaikan bahwa kami tidak perlu takut gagal dan tekun belajar memulai hal-hal baru untuk meningkatkan kemampuan sebagai calon intelektual masa depan,” kata Reef.

Menurut Billy, saat ini pemerintah Indonesia juga sedang menyiapkan sistem pengelolaan data mahasiswa dengan peluang kerja yang akan dibuka agar link and match.

“Dengan demikian, setelah selesai kuliah para mahasiswa langsung diterima bekerja sesuai spesifikasi bidang selama kuliah,” kata Billy Mambrasar, master (S-2) lulusan Harvard University dan pendiri Yayasan Kitong Bisa.

Duta Besar Republik Indonesia untuk Rusia Jose Tavares dalam pertemuan itu mengatakan sangat senang berkesempatan bertemu dengan perwakilan mahasiswa dan mahasiswi asal Papua yang tengah berkuliah di Rusia. Namun, demikian ia mengingatkan bahwa tantangan di Rusia sangat berat terutama cuaca yang sangat dingin, hingga minus 50 derajat atau lebih.

Selain itu, tantangan lainnya yaitu faktor bahasa dan proses perkuliahan yang dilalui di masing-masing perguruan tinggi. Karena itu, ia meminta agar para mahasiswa tetap memiliki semangat juang tinggi dan memanfaatkan kesempatan menggali ilmu sebanyak mungkin.

“Semua itu akan menjadi modal usai kuliah. Belajar bahasanya dengan baik karena itu menjadi salah satu modal berharga yang bisa menjembatani Indonesia dengan Rusia dalam berbagai bidang. Selain itu, menjadi modal bagi diri sendiri, bangsa, dan negara teristimewa pemerintah dan masyarakat di Papua,” kata Tavares.

Sedangkan dalam pertemuan tersebut Penasehat Imapa Rusia-Belarus Samuel Alexander Mandowen menambahkan, pertengan tahun ini ada 15 mahasiswa dan mahasiswi asal Papua di Rusia akan menyelesaikan kuliah. Jumlah itu terdiri dari 12 magister (S2) dan 3 sarjana strata satu (S1).

“Kami berharap agar pemerintah daerah memberi perhatian kepada rekan-rekan lulusan baru ini agar dipersiapkan biaya kepulangan mereka ke Indonesia. Kami juga memohon agar pembiayaan penyetaraan ijazah di Rusia dibantu sebelum mereka kembali dan terjun di dunia kerja di Indonesia umumnya maupun di Papua,” ujar Samuel.(Redaksi) ***

Halaman:

Editor: Eveerth Joumilena


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah