Mulai dari Artis hingga Sutradara Mendukung Arie Kriting soal Duta PON XX 

- 4 Juni 2021, 14:44 WIB
Arie Kriting singgung soal cultural appropriation atas diangkatnya Nagita Slavina sebagai ikon PON XX Papua.
Arie Kriting singgung soal cultural appropriation atas diangkatnya Nagita Slavina sebagai ikon PON XX Papua. // Kolase Twitter/ @Arie_Kriting/ Tangkapan Layar YouTube.com/ Rans Entertainment

PORTAL PAPUA-Nagita Slavina akhir-akhir ini menjadi sorotan publik karena pemilihannya menjadi Duta PON XX di Papua. Untuk pertama kalinya dalam sejarah Pekan Olahraga Nasional, Papua dipercayakan untuk menjadi tuan rumah.

Akan tetapi, ditunjuknya artis Nagita Slavina menjadi Duta PON XX menyulut pro dan kontra. Tidak hanya Arie Kriting yang tidak setuju dengan pemilihan itu, kali ini datang dari Dian Sastrowardoyo.

Baca Juga: Ratusan Peserta ADEM Dipulangkan ke Papua, yang Lanjut ADIK Sudah Daftar

Sebenarnya tidak hanya Dian Sastrowardoyo, melainkan banyak artis hingga sutrada yang tidak setuju dengan terpilihnya Nagita. Mulai dari Happy Salma, Hannah Al Rasyid hingga sutradara Hanung Bramantyo yang menunjukkan dukungan mereka dalam menanggapi unggahan Arie Kriting di Instagramnya.

Dian mengungkapkan bahwa Indonesia itu indah karena memiliki warna warni. Untuk itu, tidak ada alasan untuk tidak menghadirkan perempuan Papua dalam ajang ini. Meskipun, Nagita Slavina adalah temannya, dirinya agaknya tidak setuju jika perempuan Papua tidak dipilih.

Baca Juga: Brigadir Adri Yusman Ditangkap usai Melakukan Check in di Bandara Mimika

“Nagita temen saya, tapi Indonesia itu warna warni sudah waktunya saudara-saudara Papua merasa terwakili,” tulis Dian mengomentari unggahan Arie Kriting di laman Instagram @arie_kriting.

Sebelumnya, suami dari Indah Permatasari itu sempat menyampaikan keberatannya dalam unggahan yang menunjukkan foto Nagita Slavina sebagai Duta PON XX.

“Aspirasi kami adalah untuk memperjuangkan kehadiran Perempuan Papua di event Nasional yang digelar di tanah mereka. Baik sebagai ikon mau duta apa pun istilahnya yang terutama adalah representasi itu ada. Hal ini bisa menghindarkan bangsa kita dari sikap Kultural Apropriasi karena tidak menghadirkan perempuan Papua dengan gambaran yang jelas,” tulis Arie menjelaskan, Kamis (3/6).

Halaman:

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x