Wamen Nezar Patria Ajak Tingkatkan Keamanan Siber Semua Sektor Digital

- 16 Juni 2024, 20:11 WIB
Wamenkominfo Nezar Patria (kanan) meluncurkan Indonesia’s Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology (RAM AI) di Jakarta
Wamenkominfo Nezar Patria (kanan) meluncurkan Indonesia’s Artificial Intelligence Readiness Assessment Methodology (RAM AI) di Jakarta /humas kominfo

PORTAL PAPUA -Keamanan siber merupakan salah satu elemen krusial dalam transformasi digital nasional. Wakil Menteri Komunikasi dan Informatika (Wamenkominfo) Nezar Patria menyatakan dengan meningkatnya adopsi teknologi digital, risiko keamanan siber juga ikut bertambah. Oleh karena itu, Wamen Nezar Patria mengajak semua pihak untuk meningkatkan keamanan siber di semua sektor digital.

“Penting bagi kita semua untuk terus meningkatkan keamanan siber di tengah agenda transformasi digital yang terus berkembang,” tuturnya saat memberikan Executive Keynote dalam Fortinet Accelerate Asia 2024 di Fairmont,  Jakarta Pusat, Kamis (30/5/2024).

Menurut Wamenkominfo, peningkatan keamanan siber dapat dilakukan dengan berbagai cara. Salah satunya dengan menutup celah keamanan pada postur keamanan siber di lingkungan yang terkoneksi jaringan digital dan selalu up-to-date dengan kemajuan teknologi. 

“Termasuk Generative AI untuk meningkatkan keamanan dan ketahanan operasional serta terus meningkatkan kesadaran dan kemampuan masyarakat untuk mencegah serangan siber,” tandasnya.

Merujuk hasil Survei Allianz Commercial Tahun 2023, Wamen Nezar Patria mencatat risiko keamanan siber global meningkat dari 40% di Tahun 2019 menjadi lebih dari 77% pada Tahun 2023. Sementara, sesuai data Google M-Trends Tahun 2024, sektor keuangan menjadi salah satu sektor yang rentan dari serangan siber.

“Dalam lanskap nasional, ekosistem keamanan siber kita masih perlu diperkuat. Di tahun 2023, Indonesia menempati peringkat 48 dari 176 negara pada indeks keamanan siber dengan nilai 63,64 dari 100. Di Asia Tenggara, Indonesia pun baru menduduki peringkat 5 dari 10 negara,” ungkapnya.

Badan Siber dan Sandi Negara (BSSN) mencatat Indonesia sebagai sumber dan tujuan utama anomali keamanan siber. Menurut Wamenkominfo, anomali tersebut berdampak pada penurunan performa perangkat dan jaringan dan berpotensi menimbulkan pencurian data hingga penurunan reputasi dan kepercayaan terhadap suatu organisasi. 

“BSSN juga mendeteksi 103 dugaan kebocoran data selama 2023, dengan puncaknya 20 kasus pada bulan Maret dan 15 kasus pada bulan Desember,” tandasnya.

Usai menyampaikan Executive Keynote, Wamenkominfo Nezar Patria bersama Country Director Fortinet Indonesia Edwin Lim secara resmi membuka Fortinet Accelerate Asia 2024: Indonesia Edition. (Biro Humas Kementerian Kominfo)

Editor: Eveerth Joumilena


Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah