Ikut Soroti Kepulangan Habib Rizieq, Media Asing Tulis Bahaya Jika Jokowi Terlalu Agresif

13 November 2020, 22:54 WIB
/Imam Besar FPI Habib Rizieq Shihab mendapat sorotan dari media asing. /ANTARA FOTO/Muhammad Iqbal/

Topik mengenai kepulangan Habib Rizieq  ke Indonesia bukan hanya jadi perbincangan hangat di dalam negeri, melainkan jadi sorotan media asing.

Pasalnya, kepulangan pemimpin Front Pembela Islam (FPI) itu disambut ramai oleh para pendukung yang menjemputnya.

Terminal 3 Bandara Soekarno Hatta hingga Jalan Petamburan III, Jakarta, menjadi saksi bisu euforia massa atas kembalinya Habib Rizieq ke Tanah Air.

Baca Juga: Terima Bantuan Banpres BPUM Dengan Muda dari BRI Senilai Rp 2,4 Juta Bisa Cek Melalui Online

Gegap gempita kepulangan pimpinan FPI  tersebut lantas menjadi sorotan salah satu media di Australia.

Media Australia itu menulis berita terkait Habib Rizieq hingga singgung soal tindakan asusila.

Lebih dari tiga tahun setelah dia melarikan diri dari Indonesia dan serangkaian tuntutan pidana, termasuk salah satu penyebaran gambar-gambar asusila, pemimpin Islamis terkenal Rizieq Shihab telah kembali ke sambutan pahlawan yang gembira untuk mendeklarasikan revolusi moral di negara Muslim  paling padat penduduknya di dunia,” klaim media Australia, The Australian.

Sebagaimana diberitakan Pikiranrakyat-Cirebon.com dalam artikel "HRS Kembali Disorot Internasional, Media Australia: HRS Tetap di Arab Saudi karena Takut Ditangkap", pada Selasa, 10 November lalu, ribuan pendukung berpakaian putih berbaris di jalan bebas hambatan bandara Jakarta dan memenuhi terminal internasional.

Baca Juga: PlayStation5 akan diluncurkan di Indonesia pada 22 Januari 2021 Berikut Harganya

Media tersebut juga menulis bahwa pendukung menjemput Rizieq tanpa peduli dengan aturan Covid-19, untuk menyambut ulama konservatif yang terkenal karena memimpin kampanye penista agama terhadap mantan gubernur Jakarta, Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok yang akhirnya dipenjara pada 2017.

Media tersebut menulis bahwa pada puncaknya, kampanye anti Ahok yang kemudian dikenal sebagai gerakan 212, menarik sekitar satu juta orang untuk berunjuk rasa di Jakarta Pusat, mengguncang asumsi lama Indonesia sebagai negara pluralis dan Presiden Muslim moderat Jokowi yang menakutkan.

Baca Juga: Jelang Laga Kontra Belgia dan Islandia, Dua Pemain Timnas Inggris Dipastikan Mundur dari Timnas

 “Dalam satu tahun setelah Ahok  dipenjara, polisi telah mengajukan apa yang oleh banyak pendukung dikatakan sebagai kasus palsu terhadap Rizieq, yakni kasus melanggar undang-undang pornografi melalui pertukaran pesan dengan seorang wanita, termasuk gambar asusila yang kemudian bocor dan diedarkan secara daring, dan kasus lain untuk menghina ideologi negara, Pancasila,” tulis The Australian.

Media Australia menulis bahwa Rizieq memilih untuk tetap di Arab Saudi bahkan setelah dakwaan itu dibatalkan, karena takut ditangkap sekembalinya.

Ada banyak orang yang tidak senang dengan pemerintahan ini dan bahaya bagi Jokowi dengan FPI adalah jika dia terlalu agresif terhadap Rizieq dia akan membantu mengkonsolidasikan kekuasaannya sebagai lokus oposisi,” kata Ian Wilson, seorang ahli Indonesia dan dosen Universitas Murdoch di bidang politik dan studi strategis.

Baca Juga: Jangan Lengah, Kasus COVID-19 di Indonesia Tengah Kembali Menanjak

 “Pemerintahannya harus memikirkan dengan sangat hati-hati tentang bagaimana mereka menangani masalah politik ini dan tidak memperkuat kekuasaan Rizieq secara default, karena di masa lalu itulah polanya dan itu hanya meningkatkan popularitas dan otoritasnya,” tambahnya.

Pakar Australian National University Indonesia, Greg Fealy, mengatakan gerakan 212 telah terfragmentasi sejak puncaknya pada akhir 2016 dan awal 2017, ketika jutaan pendukung bersatu di belakang gerakan untuk menggulingkan gubernur Jakarta dan masih harus dilihat apakah Rizieq dapat menemukan tujuan pemersatu yang menarik dan cukup untuk menghidupkan kembali momentum seperti itu.

Tapi, menurutnya, kepulangannya telah mengembalikan semangat ke dalam gerakan itu..***(Linda Agnesia/Pikiranrakyat-Cirebon.com)

 

Editor: Paul

Sumber: Pikiran Rakyat

Tags

Terkini

Terpopuler