KKB Tidak Representasikan Masyarakat Papua yang Merupakan Orang Beradab, KKB Adalah Musuh Rakyat

- 23 Juli 2022, 16:45 WIB
  Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM 
Tentara Pembebasan Nasional Papua Barat-Organisasi Papua Merdeka atau TPNPB-OPM  /KALBAR TERKINI/OKTAVIANUS CORNELIS

PORTAL PAPUA  - Mahfud MD, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan menuturkan, secara umum kondisi keamanan di Papua cukup kondusif, kekerasan yang dilakukan KKB hanya terjadi di beberapa lokasi dan tidak mencerminkan keadaan Papua.

“Tindakan kriminal dan kekerasan hanya terjadi di Pegunungan Tengah dan beberapa tempat. Kalau saudara ke Manokwari, Jayapura, ke selatan, semuanya kondusif,” ujarnya.
Baca Juga: Mensos Ibu Rismaharini Kunker ke Waropen dan Kunjungi Sidang Sinode GKI di Tanah Papua
“Jadi secara umum kondusif, yang ada gangguan KKB di tempat tertentu,” kata Mahfud dikutip Pikiran-Rakyat.com dari laman Antara pada Kamis 21 Juli 2022.

Terkait penyerangan yang dilakukan Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB), Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menilai jika aksi kekerasan dan pembunuhan tersebut karena mereka takut dengan capaian pembangunan yang dilakukan Pemerintah Indonesia. 

Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) kembali melakukan penyerangan terhadap warga sipil di Kabupaten Nduga Papua pada Sabtu 16 Juli 2022.

Akibat penyerangan tersebut setidaknya belakang orang meninggal dunia termasuk beberapa tokoh agama setempat.

Mahfud MD, Menteri Koordinator Politik, Hukum dan Keamanan mengatakan jika KKB di wilayah Papua adalah musuh rakyat.

Dan pemerintah harus secara tegas menindak kelompok tersebut karena mengarah kepada disintegrasi.

Baca Juga: Firman dan Janji Tuhan Adalah Segalanya, Carilah Dahulu Kerajaan Allah, Maka Semua Ditambahkan Kepada Kita

"Pemerintah akan tegas memburu dan menindak mereka yang menamakan diri sebagai KKB. Musuh kita, musuh rakyat bukan Papua, tetapi KKB yang ada di Papua," kata Mahfud .

KKB tidak merepresentasikan masyarakat Papua yang merupakan orang-orang beradab.
Baca Juga: Waktunya Kesembuhan Diri, Dia Tuhan Memberi Kekuataan Kepada yang Lelah
“Papua ini terdiri dari orang-orang yang jauh lebih beradab, karena tanah Papua ini tidak bisa diwakili oleh KKB,” ujar Mahfud.

Untuk membangun Papua, pemerintah harus menerapkan pendekatan kesejahteraan.


Pemerintah tidak bisa hanya melakukan operasi militer di Papua, namun harus menindak secara tegas dan penegakan hukum terhadap kelompok tersebut untuk menjamin keamanan masyarakat sesuai perundang-undangan.

Baca Juga: PT Freeport Indonesia Konsisten Dukung Agenda G20, Terlebih Untuk Menurunkan Emisi Gas Rumah Kaca


Pemerintah bersungguh-sungguh memperhatikan kesejahteraan dan kemajuan masyarakat di wilayah Papua.

“Buktinya apa, Inpres (Instruksi Presiden) Nomor 9 Tahun 2020 tentang Percepatan Pembangunan Kesejahteraan di Papua dan Papua barat yang dikomandani Wakil Presiden langsung,” kata Moeldoko.

Beberapa waktu lalu Pemerintah dan Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) telah mengesahkan Undang-Undang Nomor 2 Tahun 2021 tentang Otonomi Khusus bagi Provinsi Papua.

Baca Juga: Komisioner Komisi Informasi Provinsi Papua, Syamsuddin Levi Kunker ke KI Provinsi Bali

Diharapkan dengan disahkannya UU tersebut dapat menekankan peningkatan dana otonomi khusus (otsus), perbaikan tata kelola, dan peningkatan partisipasi masyarakat adat.


Selain itu, dalam upaya mendekatkan pelayanan publik terhadap masyarakat di Papua.

Pemerintah dan DPR telah mengesahkan pembentukan tiga daerah otonomi baru (DOB) di Papua, yaitu Papua Tengah, Papua Pegunungan, Papua Selatan. (Rahmi Nurfajriani / pikiranrakyat.com/ANTARA).***

Editor: Fransisca Kusuma

Sumber: PikiranRakyat.com


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah

x