Literasi dan Sosialisasi Pasar Modal untuk 1.000 ASN dan Masyarakat Kabupaten Jayapura

- 31 Mei 2024, 19:36 WIB
BEI Lakukan Peresmian Galeri Investasi, Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal, Penyerahan CSR
BEI Lakukan Peresmian Galeri Investasi, Pencanangan Literasi dan Inklusi Pasar Modal, Penyerahan CSR /



PORTAL PAPUA- PT Bursa Efek Indonesia (BEI) didukung dengan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Papua dan Papua Barat bekerja sama dengan Pemerintah Kabupaten (Pemkab) Jayapura dan PT Phillip Sekuritas Indonesia melakukan penandatanganan Memorandum of Understanding (MoU) Pencanangan Literasi dan Sosialisasi Pasar Modal bagi 1.000 Aparatur Sipil Negara (ASN) Pemkab Jayapura dan Masyarakat Kabupaten Jayapura pada Senin, 27 Mei 2024, di Aula Lantai II Kantor Bupati Jayapura, Gunung Merah, Sentani, Kabupaten Jayapura.
Pencanangan Literasi dan Sosialisasi Pasar Modal ini merupakan salah satu upaya untuk meningkatkan pemahaman ASN di jajaran Pemda Kabupaten Jayapura dan masyarakat Kabupaten Jayapura mengenai pengelolaan keuangan sekaligus investasi pasar modal.

Penandatanganan pencanangan tersebut dilakukan oleh Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Jayapura Dra. Delila Giay mewakili Pj Bupati Jayapura Triwarno Purnomo dengan Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik, yang disaksikan oleh Kepala OJK Papua dan Papua Barat Muhammad Ikhsan Hutahaean, serta Senior Partnership Officer PT Phillip Sekuritas Indonesia Fitria Novita Ningtyas.
"Kami bekerja sama dengan banyak pihak dan pada kesempatan kali ini kami juga bekerja sama dengan Pemkab Jayapura. Hari ini ada rangkaian tiga kegiatan, selain peresmian Galeri Investasi Digital (GID), juga tadi ada pencanangan 1.000 ASN dan masyarakat untuk menjadi investor di pasar modal dan kegiatan CSR dalam ulang tahun ke 46 pasar modal Indonesia," ujar Direktur Pengembangan PT Bursa Efek Indonesia (BEI) Jeffrey Hendrik kepada wartawan usai acara peresmian dan penandatanganan MoU tersebut.

Dari rangkaian tiga kegiatan tersebut, kata Jeffrey Hendrik, salah satunya adalah CSR, untuk pemberian 200 bibit ternak babi bagi masyarakat di tanah Papua, khususnya di Kabupaten Jayapura, Provinsi Papua dan Kabupaten Nabire, Provinsi Papua Tengah.
"Kami harapkan dapat meningkatkan kesejahteraan bagi masyarakat. Jadi, masyarakat yang mampu menjadi investor itu bisa mendapatkan manfaat dari pasar modal dan masyarakat yang tidak mampu menjadi investor pun kami hadir, untuk bisa memberikan manfaat kepada masyarakat. Itulah semangatnya yang kami bawa hari ini," paparnya.

Dijelaskannya, potensi pertumbuhan investor sangat bagus sekali seperti diketahui pertumbuhan ekonomi di Papua terus mengalami peningkatan. Artinya, kemampuan investasi dari masyarakat juga meningkat dengan mempunyai pemahaman terhadap investasi di pasar modal.
"Tadi kami sudah sampaikan, pertama itu adalah mampu membedakan mana investasi yang benar dan mana investasi yang penipuan. Kemudian, pertumbuhan investor di pasar modal dari Papua terus meningkat. Pertanyaannya tadi manfaatnya apa?, manfaatnya adalah peningkatan kesejahteraan untuk jangka panjang. Karena investasi di pasar modal itu hakekatnya adalah investasi jangka panjang," terangnya.
"Tadi dalam sambutan ibu Asisten, juga sudah menyampaikan bahwa kita membeli saham seperti kita menjadi pemilik (owner) perusahaan. Jadi, sosialisasi, literasi dan edukasi itu terus kami lakukan melalui kantor perwakilan Bursa Efek Indonesia yang ada di Papua," imbuh Jeffrey Hendrik menambahkan.
Ketika ditanya terkait faktor dan tantangan apa saja yang dihadapi selama ini di Papua, katanya, tantangannya itu tidak spesifik hanya di Papua saja. Tetapi, diseluruh Indonesia adalah tingkat literasi masyarakat terhadap investasi yang masih cukup rendah.
"Itulah yang harus kita lakukan atau dorong secara terus menerus. Supaya lebih banyak lagi masyarakat yang melek investasi di pasar modal. Jadi, investor ini dari semua kalangan dan kalau kita lihat demografi dari para investor kita itu sama saja secara Nasional maupun khususnya di Papua. Sekitar 80 persen investor kita itu usianya dibawah 40 tahun, sedangkan 70 persennya itu dibawah usia 30 tahun," bebernya.

"Tentunya, di Papua itu didominasi oleh anak-anak (usia) muda seperti para mahasiswa, para pelajar maupun millenial (generasi muda). Di mana, mereka sudah paham investasi dan mereka melek terhadap teknologi. Karena investasi hari ini tidak bisa dipisahkan dari pemanfaatan teknologi. Jadi, anak-anak muda adalah sumber pertumbuhan kita di pasar modal," tukasnya.

Berdasarkan data KSEI, jumlah investor lokal di pasar modal Indonesia tumbuh secara signifikan sepanjang tahun 2023. Sampai dengan 31 Juli 2023, jumlah investor pasar modal Indonesia mencapai 11.352.476 Single Investor Identification (SID) dan untuk jumlah investor saham sebanyak 4.856.058 SID.
"Kalau target kami secara nasional untuk tahun ini ada penambahan 2 juta investor (SID) di pasar modal," pungkas Jeffrey Hendrik.
Sementara itu, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan Setda Kabupaten Jayapura Dra. Delila Giay menerangkan, bahwa para investor tidak perlu merasa khawatir, karena investasi saham di pasar modal akan disarankan oleh Bursa Efek Indonesia (BEI) untuk memberikan daftar perusahaan yang memang sehat agar masyarakat bisa membeli saham mereka dan menjadi bagian pemilik dari perusahaan mereka.
"Keuntungannya, contoh kita menabung di salah satu bank konvensional atau bank-bank lain itu bunganya hanya satu (1) persen saja. Tetapi, kalau kita membeli saham yang laba atau keuntungannya sampai 7 persen itu setiap tahun," ujar mantan Sekretaris Badan Kesbangpol Kabupaten Jayapura ini. (Fan)

Editor: Fransisca Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah