Tokoh Agama dan Pemuda Gereja di Provinsi Papua Diajak Kolaborasi Dalam Isu Sanitasi

- 15 Maret 2024, 14:26 WIB
Pemerintah Provinsi Papua melalui Yayasan Gapai Harapan Papua dan Yayasan Rumsram Mitra Kerja UNICEF di Tanah Papua mengadakan kegiatan Kolaborasi Tokoh Agama dan Pemuda Gereja Dalam Isu Sanitas di Hotel Hom Premiere Tanah Hitam, Kota Jayapura, Kamis (14/3/2024).
Pemerintah Provinsi Papua melalui Yayasan Gapai Harapan Papua dan Yayasan Rumsram Mitra Kerja UNICEF di Tanah Papua mengadakan kegiatan Kolaborasi Tokoh Agama dan Pemuda Gereja Dalam Isu Sanitas di Hotel Hom Premiere Tanah Hitam, Kota Jayapura, Kamis (14/3/2024). /AYU OHEE/

PORTAL PAPUA  - Sehubungan dengan Program Papua Bisa (Papua Benahi Sanitasi), maka Pemerintah Provinsi Papua melalui Yayasan Gapai Harapan Papua dan Yayasan Rumsram Mitra Kerja UNICEF di Tanah Papua mengadakan kegiatan Kolaborasi Tokoh Agama dan Pemuda Gereja Dalam Isu Sanitas di Hotel Hom Premiere Tanah Hitam, Kota Jayapura, Kamis (14/3/2024).

UNICEF Indonesia Water Sanitation and Hygiene (WASH) specialist for UNICEF Indonesia, Reza Hendrawan kepada wartawan mengatakan pihaknya terus mendukung upaya-upaya pemerintah, dalam hal ini pemerintah Provinsi Papua terkait gerakan Stop Buang Air Besar Sembarangan (Stop BABS). Salah satu bentuk upayanya adalah merangkul semua pihak termasuk tokoh-tokoh agama.

"Kita mau para tokoh-tokoh agama punya kepedulian atas masalah sanitasi dan setidaknya dapat melakukan 3 peran yang dapat dilakukan yakni menjadi panutan, menjadi agen perubahan dan sebagai pendorong perubahan kebijakan," katanya.

 

Ia berharap, 3 peran tersebut dapat dilakukan oleh tokoh-tokoh agama karena tokoh agama merupakah sosok yang didengarkan oleh masyarakat.

Sementara itu, Monsinyur Yanuarius Theofilus Matopai You sebagai Uskup Keuskupan Jayapura, mengatakan pihaknya menyambut baik kolaborasi tersebut karena sanitasi masih menjadi masalah yang sangat krusial bagi masyarakat yang ada di Papua terutama yang di daerah pelosok.

"Pola hidup BABS tentu saja mengganggu apalagi kehidupan pribadi, karena dapat menimbulkan berbagai penyakit seperti diare, itu pengaruh BABS dan makan dengan tangan yang tidak bersih sehingga pertemuan ini adalah upaya memutus mata rantai," tuturnya.

Monsinyur berharap, kedepannya para tokoh agama dapat memberi teladan bagi masyarakat agar stop BABS dan membangun pola hidup yang baik. (Ayu Ohee / pikiran-rakyat.com )

Editor: Eveerth Joumilena


Artikel Pilihan

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah