Presiden Jokowi Tegaskan Tiga Komitmen yang Wajib Ada dalam Beragama

- 7 April 2021, 16:36 WIB
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sikap eksklusif dan tertutup tidak sesuai dengan bhineka tunggal ika.
Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan bahwa sikap eksklusif dan tertutup tidak sesuai dengan bhineka tunggal ika. /Ninding Permana/ragamindonesia.com/Dok.setpres

 

 

PORTAL PAPUA- Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyatakan tidak akan membiarkan prilaku bergama yang tertutup dan intoleran. Hal tersebut, kata Jokowi, penting disampaikan dalam setiap kesempatan dan sambutan.

"Pemerintah akan bersikap tegas terhadap segala bentuk intoleransi yang bisa merusak sendi-sendi kebangsaan kita," kata Jokowi saat memberikan sambutan di Pembukaan Musyawarah Nasional IX LDII 2021, Istana Negara pada hari ini Rabu (7/4).

Baca Juga: Sinopsis Nazar, Minggu 11 April 2021 Episode 105: Ansh Memenuhi Panggilan Mohana

Maka dari itu, kata Jokowi, organisasi keagamaan di Indonesia harus meningkatkan moderasi beragam yang mendukung persatuan dan kesatuan.

"Pertama, organisasi keagamaan harus punya komitmen kebangsaan yang kuat dengan mengedepankan keutamaan prinsip-prinsip berbangsa yang tertuang dalam konstitusi kita," kata Jokowi.

Kemudian, organisasi keagamaan juga harus menjunjung tinggi ideologi Pancasila, UUD 1945 serta tata kehidupan berbangsa dan bernegara.

Baca Juga: Sinopsis Kulfi di ANTV Senin, 12 April 2021 Episode 91: Tidak hanya Sikander, Kulfi dan Amyra juga Mencari Uan

"Kedua, organisasi keagamaan harus menjunjung tinggi sikap toleransi, kepada sesama, menghormati segala perbedaan, memberi ruang orang lain untuk berkeyakinan, mengekspresikan keyakinannya dan menyampaikan pendapat. Serta menghargai kesetaraan dan perbedaan dan bersedia bekerjasama," jelasnya.

Kemudian yang ketiga, lanjut Jokowi, organisai keagamaan harus memiliki prinsip anti kekerasan, menolak segala tindakan yang menggunakan cara-cara kekerasan.

Baca Juga: Korban Bencana di NTT Akan Diberikan Rp500 Ribu Tiap Bulan oleh Jokowi

"Baik kekerasan fisik maupun kekersan verbal dan terakhir organisasi keagamaan harus menghargai tradisi dan budaya lokal masyarakat Indonesia yang sangat bhineka, ramah dan terbuka terhadap keberagaman tradisi yang merupakan warisan leluhur kita," katanya.

Tak hanya itu, kata dia, ramah dan terbuka terhadap seni dan budaya masyarakat lokal dalam kerangka Bhineka Tunggal Ika.

Editor Atakey

 

 

 

Editor: Atakey


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah