Pangdam XVII/Cenderawasih Gelar Pertemuan Bersama ASBS Tokoh Adat Suku Sentani Bahas Situasi Papua

- 4 Januari 2024, 20:28 WIB
Pangdam XVII/Cenderawasih Gelar Pertemuan Bersama ASBS Tokoh Adat Suku Sentani Bahas Perkembangan Situasi Papua
Pangdam XVII/Cenderawasih Gelar Pertemuan Bersama ASBS Tokoh Adat Suku Sentani Bahas Perkembangan Situasi Papua /

"Ini juga sebagai langkah konsolidasi untuk mendukung penciptaan aman di Papua ini, sesuai Inpres No. 9 tentang tugas TNI diantaranya memberikan keamanan dalam percepatan pembangunan di Papua, membantu pelayanan dasar baik kesehatan dan pendidikan dan lain sebagainya, serta melakukan komunikasi sosial dengan seluruh masyarakat Papua dengan Para Raja Raja atau Tokoh Tabi," ungkapnya.

"Dari pertemuan ini, kita perkuat kemitraan bahwa keamanan di Papua bahwa tidak cukup dengan TNI Polri, namun perlu melibatkan masyarakat Tabi itu sendiri," tutup Mayjen TNI Izak.

Sementara itu Ketua Dewan Adat Suku Sentani (DASS) Bapak Orgenes Kaway menyampaikan terima kasih kepada Pangdam karena pihaknya dan para Tokoh dan ASBS dihargai dalam membahas bagaimana kedepannya untuk membangun Papua, khususnya di Tanah Tabi.

"Kami merasa hari ini jawaban yang ditunggu-tunggu terjawab, karena kami ingin Papua menjadi tanah aman dan damai yang berpusat di Jayapura. Kami sangat syukuri situasi beberapa lalu situasi tetap kondusif," jelasnya.

"Sebagai pemilih hak ulayat saya minta maaf atas kejadian pengerusakan dan pembakaran beberapa waktu lalu. Mari kita songsong tahun 2024 dengan baik, dan tidak terulang kejadian yang lalu. Untuk itu saya bersama ASBS dan tokoh Adat akan mensosialisasikan hasil pertemuan dengan Pangdam kepada masyarakat," ungkap Ketua Dewan Adat.

Di tempat yang sama, Bapak Yanto Eluay Ondofolo mengajak seluruh yang hadir dan masyarakat untuk tetap solid dan saling menghormati agar Papua tetap bagian dari NKRI.

"Banyak kejadian, kegaduhan dan konflik dapat diatasi dengan percepatan pembangunan. Untuk itu saya berharap pendekatan keamanan di Papua dengan pendekatan kesejahteraan perlu disikapi dengan penting," ungkapnya.

"Semua suku dan masyarakat memiliki tatanan, sehingga semuanya perlu menghormati identitas adat. Oleh karena peristiwa pada 1 Mei 1963 memperkuat Papua menjadi bagian NKRI perlu terus dipertahankan," jelasnya.

"Demikian pula Pepera juga mengingatkan para Tokoh untuk memperkuat Papua bagian dari NKRI. Sehingga seluruh yang hadir memiliki komitmen dan bertanggung jawab untuk mempertahankan itu semua. Oleh karenanya saya berharap pemerintah jangan mengabaikan para tokoh Adat ini," harapnya.

Hadir dalam kegiatan tersebut Kasdam XVII/Cen Brigjen TNI Hariyanto, Irdam Brigjen TNI Mukhlis, S.A.P., M.M., Kapoksahli Brigjen TNI Achmad Fauzi, S.I.P., M.M., Para Asisten, Bpk. Ondofolo Selvianus DASS, Yakob Fiabetauw Ketua Prass, Marthen Ohee Ondofolo, Manasse Taime Ketua FPK, Reinal A. Wally Tokoh Pemuda, Yance Awoitauw Sekretaris ASBS, Willem Depondoye ASBS, Anderson Felle ASBS, Frans Wally Ondofolo, Naftali Nukoboy Ondoafi, Aris Kreutha Tokoh Pemuda, Alendro Tukayo Tokoh Pemuda, Jhon M. Suebu ASBS, Eris Y. Sokay ASBS, Yanto Eluay Ondofolo, Haris Yoku ASBS, dan Dorince Mehue, S.E Tokoh Perempuan Sentani.

Halaman:

Editor: Fransisca Kusuma


Tags

Artikel Pilihan

Terkait

Terkini

Terpopuler

Kabar Daerah